Didukung Teknologi dan Reaktivasi Sumur Idle, Lifting Minyak 2025 Bisa Dicapai

Didukung Teknologi dan Reaktivasi Sumur Idle, Lifting Minyak 2025 Bisa Dicapai

JAKARTA – Industri, pengawasan energi, dan pemangku kepentingan di sektor migas optimistis tahun depan negara menargetkan 605.000 barel minyak per hari (BOPD) dan 1,005 juta barel setara gas bumi per hari. Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBN) tersedia.

Hal ini didasarkan pada kegiatan groundbreaking pengembangan lapangan migas, pemanfaatan teknologi, dan program idle well restart yang dikembangkan pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan SKK Migas. bekerja sama dengan seluruh pengusaha mitra. . (KKKS) di dalam negeri.

“Dorongan Kementerian ESDM dan SKK Migaz untuk meningkatkan produksi migas dalam negeri melalui revitalisasi sumur minyak yang saat ini sudah tidak aktif atau kosong disambut baik oleh seluruh KKKS dan industri jasa migas. Ke depannya akan lebih baik hasilnya,” kata Gusminar. Golkar, Wakil Presiden DPP Graha PetroChina Indonesia pada Rabu di Jakarta, “Formula subsidi BBM dan solar adalah rakyat demi kesejahteraan dan ketahanan energi nasional” (11.06.2024).

Menurut Gusminar, para pemangku kepentingan telah bekerja keras untuk memastikan tujuan peningkatan minyak mentah. Mengutip data pemerintah, dia menyebutkan 16.990 dari total 44.985 sumur di Indonesia tergolong sumur tidak berfungsi. Meskipun tidak semua sumur menganggur mempunyai kemampuan reaktivasi, sebagian besar sumur mempunyai kemampuan reaktivasi.

“Dengan memulai kembali dan mengoptimalkan kembali sumur-sumur yang ada, kita dapat meningkatkan produksi migas secara signifikan, selain meningkatkan eksplorasi dan pengembangan daerah penghasil (OP) migas. Oleh karena itu, dalam forum ini kami menyampaikan pemikiran, usulan dan rekomendasi bagi produksi migas nasional agar dapat dipertahankan dan ditingkatkan,” kata Gusminar.

Gusminar menyoroti pentingnya terus menarik investasi dalam dan luar negeri dengan kondisi anggaran yang kompetitif. Ia mencatat bahwa mendukung pengembangan minyak dan gas memerlukan iklim investasi yang mendukung, serta kemudahan bisnis dan perizinan, serta peraturan perundang-undangan yang lebih baik untuk eksplorasi di masa depan. “Kemudahan berusaha dan perizinan akan membantu promosi migas. Misalnya saja diperlukan fasilitas terkait kawasan hutan, masalah pertanahan, dan sebagainya,” ujarnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, program utama peningkatan produksi migas berkaitan dengan jangka pendek, menengah, dan panjang yang ditetapkan pemerintah. Program jangka pendek ini terdiri dari pengeboran lebih dari 1.000 sumur pengembangan per tahun, revitalisasi 1.000-15.000 sumur idle per tahun, dan percepatan pelaksanaan CEOR Minas Area A (2 juta barel), Steamflood Rantau Bais (2 juta barel). ). 2,8 juta barel) dan sulfaktan sederhana Balam South.

“Dalam jangka menengah, termasuk percepatan 153 proyek baru POD/OPL/OPLL dan 4 PSN (Masela, AKM, IDD plus Geng North, UCC). Mempercepat slot yang belum terpasang di POD 301,” jelasnya.

Selain itu, pengeboran eksplorasi jangka panjang sedang dilakukan di Giant Prospect, dengan rata-rata 54 sumur per tahun, dengan target deposit PSE 5 Big Fish. Ini termasuk EOG Resources (USA), CNPC dan lainnya. mengatakan kerjasama migas non-tradisional dengan pemain besar seperti

Selain itu, Ketua Komisi Minyak dan Gas Bumi Nasional ini juga menyatakan beban APBN tidak terlalu berat.

“Kami sedang memikirkan bagaimana cara menghasilkan pendapatan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Termasuk menambah cadangan baru. Kita juga perlu menarik investasi. Kita perlu memperkenalkan teknologi baru karena sumur-sumur tua yang ada saat ini dengan teknologi lama, biaya satu sumur Kalau dulu kalau dibandingkan jumlah sumur sekarang, karena keadaan ekonomi sudah tidak ekonomis lagi,” ujarnya.

Selain itu, Pengawas sektor ESDM Syamsu Daliend mengatakan, pengembangan dan produksi sumur harus dipercepat. Dia mengatakan bahwa dengan meningkatkan produksi dan mengoptimalkan kembali sumur-sumur yang ada, serta memperkenalkan teknologi seperti EOR pada sumur-sumur tua, produksi minyak dapat meningkat di atas 600.000 barel per hari.

“Secara umum bisa dikatakan untuk menghentikan bahkan mempertahankan laju penurunan, ada peningkatan produksi yang signifikan. Produksi minyak bisa mencapai 600.000 barel. Oleh karena itu, kami yakin mampu mencapai pertumbuhan tersebut. Targetnya tahun depan,” ujarnya.

Muslima Aida Batalipu, ahli geologi dan konsultan geofisika, mengatakan pencapaian industri terutama ditentukan oleh penerapan teknologi yang telah diperkenalkan selama ini. Ia mencontohkan penggunaan teknologi rekahan dan EOR terintegrasi berbasis bioteknologi ramah lingkungan di sektor migas yang sudah lama digunakan di Amerika Serikat (AS). Digunakan di Indonesia.

“Selain EOR yang diperkenalkan di Indonesia, teknologi fracking juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi minyak dan gas,” ujarnya.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *