WASHINGTON — Pentagon mengakui pihaknya menambah jumlah tentara AS di Suriah menjadi 2.000 sebelum jatuhnya rezim Bashar al-Assad.
Jumlah tersebut dua kali lipat dari apa yang diakui Pentagon selama berbulan-bulan.
Sekretaris Pers Pentagon Mayor Jenderal Pat Ryder mengatakan saat ini terdapat sekitar 2.000 tentara AS di Suriah.
Ryder mengklaim penambahan jumlah pasukan, termasuk pasukan sementara, untuk mengubah misi dan persyaratan misi untuk mengalahkan ISIS.
Meski menolak menyebutkan kapan tambahan pasukan AS dikerahkan, Ryder tidak mengesampingkan bahwa hal itu terjadi sebelum jatuhnya rezim Assad.
“Saya tahu nomornya hari ini,” kata Ryder, seperti dilansir Al Arabiya English, Jumat (20/12/2024).
“Sebagai orang yang berdiri di sini dan memberi tahu Anda 900, saya ingin memberi tahu Anda apa yang kami miliki tentang hal itu,” katanya.
Meskipun Kepala Pentagon Lloyd Austin mengetahui angka sebenarnya, dia tidak meminta siapa pun untuk menghentikan publikasinya.
Sebaliknya, ia menghubungkan kurangnya transparansi dengan “sensitivitas dari perspektif keamanan diplomatik dan operasional.”
AS memiliki kerja sama dengan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dianggap penting. Hal ini terkonfirmasi ketika jenderal tertinggi Amerika untuk Timur Tengah, Eric Kurilla, mengunjungi beberapa pangkalan di Suriah pekan lalu untuk bertemu dengan pasukan Amerika dan anggota SDF.
Dia kemudian melakukan perjalanan ke Irak, menekankan komitmen AS untuk mengalahkan ISIS dan mitranya di kawasan, termasuk Irak, Yordania, Lebanon, dan Israel.
Namun, serangan Turki terhadap pasukan SDF di Manbij dan Suriah utara telah menimbulkan kekhawatiran di Washington, khususnya Pentagon.
SDF secara keliru menembak jatuh drone MQ-9 Reaper Amerika minggu lalu, karena mengira itu adalah drone Turki.
AS dan Turki sebelumnya pernah berselisih mengenai penargetan pasukan SDF. Pada bulan Desember 2022, Direktur CIA Bill Burns dilaporkan memperingatkan sekutu Turkinya bahwa serangan udara Ankara di Suriah membahayakan militer AS.
Pada Oktober 2023, jet tempur F-16 AS menembak jatuh drone Turki yang memasuki zona eksklusi AS kurang dari setengah kilometer dari pasukan AS.
AS telah berulang kali memperingatkan Turki tentang bahaya menerbangkan drone di dekat personel AS.