JAKARTA – Anoa merupakan hewan mamalia yang berasal dari Pulau Sulawesi. Bentuk tubuhnya jika dilihat sekilas menyerupai kerbau, sehingga hewan langka ini sering dijuluki “kerbau sulawesi mini”.
Meskipun ukurannya kecil, anoa adalah hewan yang sangat tangguh. Mereka dapat beradaptasi dengan lingkungan pulau tempat mereka tinggal yang keras dan keras.
Dilihat dari jenisnya, ada dua jenis anoa yang ada di Sulawesi. Anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis) dan anoa gunung (Bubalus quarlesi).
Ciri fisik yang membedakan keduanya adalah ukuran tubuh, bentuk tanduk, tekstur bulu, dan warna kulit. Singkatnya, anoa dataran rendah memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan anoa pegunungan.
Anoa Habitat di Indonesia Mengutip laman PPID Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Anoa merupakan hewan endemik Pulau Sulawesi. Keberadaannya dilindungi sesuai dengan Peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia: P.106/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.
Berbicara mengenai tempat tinggal, tempatnya berupa hutan tropis yang lebat dengan vegetasi yang lebat. Pasalnya, kondisi tersebut dianggap sebagai pertahanan alami terhadap ancaman predator dan aktivitas manusia seperti pembukaan lahan.
Dahulu habitat anoa tersebar mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi di Pulau Sulawesi. Jika anoa dataran rendah lebih suka hidup di hutan dataran rendah agar lebih mudah mencari makan, anoa lebih menyukai daerah pegunungan karena menawarkan beragam vegetasi dan kondisi lingkungan yang lebih sejuk.
Namun anoa disebut-sebut semakin sulit ditemukan di habitat aslinya di Sulawesi bagian utara. Di kawasan Cagar Alam Tangkoko, Kota Bitung misalnya, jejak satwa ini terakhir terlihat pada tahun 2015.
Kondisi ini semakin memperkuat bahwa kelangsungan hidup spesies ini terancam. Seperti diketahui, anoa sebelumnya tergolong spesies terancam punah.
Mamalia ini bahkan masuk dalam daftar spesies terancam punah IUCN dan Appendix I CITES. Salah satu ancaman utama terhadap kelangsungan hidup Anoa adalah hilangnya habitat akibat perambahan hutan, perburuan liar dan gangguan lainnya yang menyebabkan penurunan populasi.
Upaya Penyelamatan Anoa Sebagai salah satu langkah strategis mencegah kepunahan anoa, Balai Penelitian dan Pengembangan Ekologi dan Kehutanan (BP2LHK) telah mendirikan pusat penangkaran di Manado. Keberadaannya dimulai pada tahun 2011.
Inisiatif lain juga terlihat pada penciptaan kawasan lindung dan taman nasional di habitat anoa. Upaya restorasi habitat ini juga dilakukan dengan merestorasi kawasan yang terdegradasi.
Pemulihan vegetasi alami diharapkan dapat membantu terciptanya lingkungan yang mendukung kehidupan anoa dan spesies lain di kawasan sekitarnya. Pada saat yang sama, penting untuk memperkenalkan zona penyangga di sekitar kawasan lindung untuk meminimalkan gangguan terhadap habitat hewan.
Demikian gambaran status habitat anoa di Indonesia saat ini.