JAKARTA – Pemerintah masih mempertimbangkan gagasan libur sekolah pada Ramadhan 2025. Menanggapi hal tersebut, pakar pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) mengutarakan pendapatnya mengenai dampaknya terhadap nilai spiritual siswa.
Kamil Wachidah, pakar pendidikan Umsida, meyakini liburan sekolah selama Ramadhan dapat meningkatkan semangat dan loyalitas siswa dengan dukungan yang tepat dari sekolah dan keluarga.
Baca Juga: Libur Sekolah di Bulan Ramadhan 2025 Bikin Pelajaran Tertinggal
Namun, jika tidak ada rutinitas atau struktur yang mengarahkan siswa pada aktivitas spiritual, kelonggaran tersebut justru dapat memperkecil peluang mereka untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Oleh karena itu, orang tua dan sekolah berperan penting dalam menciptakan lingkungan yang tepat agar libur kali ini benar-benar dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas mental siswa, kata Lukman lulusan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Kamis (16/1/2025), seperti dilansir situs Umsida.
Baca juga: Liburan Sekolah Ramadhan 2025, Saya Tahu: Belum Ada Bukti Ilmiah yang Mengurangi Fokus Belajar.
Kebijakan libur sekolah Ramadhan sebenarnya bukan hal baru karena pernah diterapkan pada era Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Namun, menurut Kemil, kebijakan tersebut perlu direvisi agar lebih sesuai dengan perkembangan terkini dan kebutuhan pendidikan inklusif.
Alternatifnya, jika kebijakan ini benar-benar diterapkan, Dr. Kemil menyarankan untuk mengubah jadwal selama Ramadhan.
Baca Juga: Pidato Pj Wali Kota Jakarta di Libur Sekolah Ramadhan
“Misalnya waktu belajar bisa dipersingkat atau diganti dengan program yang fokus pada nilai-nilai Islam, seperti diskusi tentang Ramadhan, ceramah agama, atau pengabdian masyarakat,” ujarnya.
Pendekatan ini diharapkan dapat menyeimbangkan kebutuhan spiritual siswa dengan tanggung jawab akademik dengan tetap menghormati keragaman budaya yang ada di Indonesia.
Oleh karena itu, strategi liburan sekolah selama Ramadhan harus dirancang secara matang dengan mempertimbangkan keberagaman masyarakat Indonesia, tujuan pendidikan nasional, dan nilai-nilai budaya yang ingin kita junjung tinggi.