JAKARTA – Pemerintah mendorong peningkatan produktivitas kelapa sawit untuk mendukung implementasi program pemantauan B50. Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan meningkatkan formulasi biodiesel untuk mendukung pertanian lokal.
“Dengan mengadopsi B35 pada tahun 2023, Indonesia telah mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dan menghemat lebih dari $7,9 miliar impor bahan bakar fosil,” kata Wakil Menteri Pertanian Sudaryono di Nusa Dua, Bali, Kamis (7/7). , yang diadakan. peristiwa. November 2024).
Diungkapkannya, strategi peningkatan produktivitas kelapa sawit antara lain mendorong program Peremajaan Kelapa Sawit Rakyat (PSR) dengan menggunakan varietas terbaik. Hal ini juga akan membantu perusahaan perkebunan meningkatkan hasil panen melalui Praktik Pertanian yang Baik (GAP) dan pengenalan varietas kelapa sawit.
Pengenalan sistem sertifikasi kelapa sawit berkelanjutan oleh ISPO (Sustainable Palm Oil Indonesia) dan kebijakan perubahan penggunaan lahan yang ketat untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit juga telah diterapkan. Selain itu, upaya petani kelapa sawit untuk meningkatkan hasil, penelitian dan kualitas harus didorong.
Saat ini minyak sawit Indonesia menyumbang sekitar 25% produksi minyak nabati dunia atau 59% produksi minyak sawit. Volume produksi minyak sawit mentah (CPO)/minyak sawit Indonesia pada tahun 2023 sebesar 47,08 juta ton, dimana 10,2 juta ton digunakan untuk pangan, 2,3 juta ton digunakan untuk industri oleokimia, 10,6 juta ton untuk biodiesel. , dan 23,98 juta ton akan digunakan 1 juta ton akan digunakan untuk memenuhi konsumsi dalam negeri. Untuk ekspor. “Industri kelapa sawit ibarat angsa yang bertelur emas dan sangat penting bagi Indonesia,” ujarnya.
Ia menambahkan, industri kelapa sawit tidak hanya menjadi sumber utama pendapatan nasional, namun juga menyediakan lapangan kerja bagi lebih dari 16 juta orang (on-farm) dan off-farm yang bekerja di industri kelapa sawit, termasuk petani skala kecil. di berbagai wilayah di Indonesia. Tak hanya itu, industri kelapa sawit menjadi tulang punggung perekonomian. “Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab kita bersama untuk memastikan industri ini beroperasi secara berkelanjutan, efisien, dan kompetitif,” jelasnya.
Kinerja industri kelapa sawit
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) melaporkan produksi minyak sawit akan mencapai 34,7 juta ton pada Agustus 2024, termasuk ekspor lebih dari 20,1 juta ton biodiesel dan oleokimia. Ekspor ini menyumbang sekitar $17,349 miliar atau 10% devisa negara.
Konsumsi dalam negeri sebesar 15,6 juta ton. Namun angka ini lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Pada periode yang sama tahun lalu, produksi minyak sawit mencapai 36,2 juta ton dan volume ekspor mencapai 21,9 juta ton dengan nilai lebih dari $20,597 miliar.
CEO Gapki Eddie Martenot optimistis industri kelapa sawit akan berkinerja lebih baik di tahun 2024 dibandingkan tahun lalu. Harga menunjukkan tren meningkat dan diperkirakan mencapai puncaknya tahun depan. “Optimisme ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain program biodiesel B40 akan meningkatkan konsumsi dalam negeri dan berdampak pada dinamika produksi dan ekspor,” jelasnya.