Pengmas FIA UI Tingkatkan Internalisasi Entrepreneurial Mindset di Kalangan Pelajar Jakarta

Pengmas FIA UI Tingkatkan Internalisasi Entrepreneurial Mindset di Kalangan Pelajar Jakarta

JAKARTA. Generasi muda khususnya pelajar merupakan generasi penerus bangsa yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap pembangunan Indonesia. Penting bagi siswa untuk memperoleh tidak hanya pengetahuan akademis, tetapi juga keterampilan praktis yang dapat mempersiapkan mereka untuk memecahkan masalah di dunia nyata setelah lulus.

Mahasiswa perlu memiliki berbagai keterampilan atau kemampuan berkomunikasi agar mahasiswa dapat menjadi lulusan yang mampu berubah dan berinovasi serta berdampak pada masyarakat luas. Beberapa keterampilan komunikasi yang harus diperoleh siswa dalam bisnis atau kewirausahaan.

Pola pikir kewirausahaan menjadi salah satu kunci yang dapat digunakan mahasiswa setelah lulus untuk menciptakan nilai dan peluang di tengah perubahan yang dinamis.

Berpikir kewirausahaan merupakan kemampuan siswa dalam berpikir dan bertindak secara kreatif, inovatif, dan proaktif dalam menghadapi tantangan dan peluang. Siswa yang telah memperoleh keterampilan berpikir bisnis memiliki keunggulan kompetitif ketika memasuki pasar kerja yang ketat dan kompetitif.

DKI Jakarta sebagai pusat bisnis dan perekonomian membutuhkan orang-orang yang memiliki kemampuan berpikir global dan menghadapi berbagai permasalahan dengan cara yang berbeda. Keterampilan berpikir kewirausahaan tidak hanya membantu menciptakan peluang bisnis, tetapi juga mengembangkan kemandirian, kepercayaan diri, dan kemampuan mengatasi kesulitan.

Dalam rangka meningkatkan pemikiran profesional mahasiswa, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI) Dr. Nurul Safitri memimpin komunitas pengabdian (pengmas) bertajuk “Internalisasi pemikiran kewirausahaan melalui pemikiran strategis dan pengambilan keputusan secara elektronik bagi siswa SMA di DKI Jakarta”.

Metode yang digunakan dalam pekerjaan umum ini mempunyai tingkatan yaitu pemahaman yang mendalam terhadap konsep berpikir kewirausahaan dan kebutuhan siswa SMA.

Kedua, latihan dan lokakarya membangun keterampilan berpikir kritis untuk mengembangkan solusi kreatif terhadap masalah yang dihadapi siswa.

Ketiga, penerapan Lightning Decision Jam mempercepat pengambilan keputusan dalam pengembangan ide atau proyek bisnis.

Metode Design Thinking dan Lightning Decision Jam dinilai sebagai metode yang menarik dan praktis untuk siswa SMA yang hanya memerlukan persiapan dan waktu minimal.

Design Thinking dan Lightning Decision Jam merupakan kegiatan kreatif yang kreatif dan menarik yang sangat cocok untuk mewujudkan ide bisnis yang dimiliki setiap siswa. Pemikiran desain membantu siswa mengidentifikasi pelanggan, memahami masalah pelanggan, mengidentifikasi peluang dan mengembangkan solusi baru, dengan fokus pada pemahaman yang lebih mendalam tentang pengguna (sehingga pasar dapat menggunakan naluri bisnis mereka).

Sementara itu, Lightning Decision Jam mendorong proses pengambilan keputusan yang cepat dan efisien, memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan berbasis data dan analisis.

Acara komunitas yang diadakan di kantor SMA Negeri 28 Jakarta ini mendapat sambutan baik dari para siswa.

Wakil Direktur Kemahasiswaan Mariono menyambut baik proyek publik ini. Sebanyak 75 mahasiswa mengikuti workshop dan membentuk tim bisnis untuk berdiskusi dan mengeksplorasi ide bisnis dengan menggunakan metode Design Thinking dan Lightning Decision Jam.

Nurul Safitri adalah kepala dinas dan orang kaya selama pelatihan dan pembelajaran yang memberikan banyak hal dan mendorong siswa untuk menemukan ide bisnis dengan metode berpikir kreatif.

“Pemikiran desain adalah cara berpikir para desainer. Ada sampel dan desain pertama. Sebagai seorang desainer kita perlu mengetahui siapa saja yang akan mengenakan pakaian tersebut dan​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​ ​

Nurul juga memberikan motivasi dan menunjukkan contoh sukses para mahasiswa yang berhasil menjadi wirausaha. Ada pula Rayhan Auliya Zaki, teladan para siswa yang sudah berwirausaha sejak kelas 3 SMA.

Sementara itu, Raikhan melanjutkan karirnya dengan mengenyam pendidikan tinggi di Fakultas Administrasi Bisnis. “Menjadi wirausaha di usia muda membantu saya untuk sukses masuk perguruan tinggi,” kata Raihan sambil menyemangati siswa SMA Negeri 28 Jakarta.

Setelah mendengarkan teknik Design Thinking dan melakukan Lightning Decision Jam, para mahasiswa pendamping perusahaan atau perusahaan mempresentasikan ide bisnis dan kanvas Value Preposition yang telah mereka siapkan oleh asosiasi bisnis mana pun.

Naira, salah satu mahasiswa, bersama tim bisnisnya memutuskan untuk memulai bisnis teknologi digital bernama E-Chip Bos sebagai solusi mengatasi kemacetan jalan raya. Ide bisnis ini disetujui oleh Nurul Safitri.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *