Trik Agus Penyandang Disabilitas di NTB Manipulasi Belasan Wanita, Kaum Hawa Patut Waspada

Trik Agus Penyandang Disabilitas di NTB Manipulasi Belasan Wanita, Kaum Hawa Patut Waspada

MATARAM – Kasus dugaan pemerkosaan yang melibatkan penyandang disabilitas I Wayan Agus Suartama (IWAS) alias Agus (21) di Mataram, NTB terus berlanjut. Menurut teman korban, saat ini korban Agus sudah berjumlah puluhan dan 2 orang korban ingin memberikan keterangan.

“Puluhan korban, beberapa di antaranya memberikan keterangan ke polisi. Sebelumnya ada pelapor bersama dua korban yang ingin memberikan kesaksian,” kata Latifa yang menemani korban, seperti dilansir SINDOnews TV, Kamis (12/05/2024). ).

Kini, 3 korban lainnya sudah memberikan keterangan ke polisi, sehingga ada 5 korban yang ingin bersaksi. Sayangnya, dari belasan korban tersebut ternyata sebagiannya juga merupakan anak di bawah umur.

Hal itu sudah dilakukan Agus sejak tahun 2022 dan terulang kembali pada tahun 2024, menurut Ketua Komisi Disabilitas Daerah (KDD) Nusa Barat Tongar (NTB), Joko Jumadi.

Menurut Jock, pelaku Agus menggunakan teknik psikologis untuk mendekati dan mengendalikan korbannya. Prosesnya diawali dengan komunikasi verbal dengan tujuan menggali informasi pribadi korban.

Informasi ini kemudian digunakan untuk mengancam dan memanipulasi korban agar menuruti keinginannya.

Pelaku bahkan menawarkan keterampilan tertentu sebagai alasan untuk mendekati korban. Profesinya meliputi ritual wajib mandi, yang konon membersihkan diri dari dosa atau keburukan akibat persetubuhan di masa lalu.

Perilaku tersebut dimanfaatkan pelaku sebagai alat untuk mendapatkan kepercayaan korban sebelum akhirnya melakukan tindakan pelecehan seksual.

Dirreskrimum Polda NTB Kombes Pol Sherif Hidayat mengatakan, cara Agus mengawalinya dengan membuat ritual bagi korban yang sudah terlanjur melakukan hubungan seksual. Awalnya korban menolak, namun ancaman pelaku untuk membeberkan korban akhirnya memaksa mereka menyerah.

Setelah itu, pelaku membawa pulang korban dengan menggunakan sepeda motor korban. Sesampainya di lokasi kejadian, korban diminta membayar biaya akomodasi resepsi yang menunjukkan kapasitas mental pelaku.

Di dalam kamar, Agus kembali mengancam korban hingga memaksa korban melepas pakaiannya sambil terus melakukan pelecehan.

Manipulasi emosi ini bisa dilakukan oleh siapa saja, bahkan tidak menutup kemungkinan seorang penyandang disabilitas bisa melakukan kekerasan atau penganiayaan. Oleh karena itu, penting bagi wanita untuk selalu waspada.

MG/Priscilla Vavouruntu

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *