JAKARTA- Dalam kehidupan sehari-hari, peran ibu dalam membangun kesejahteraan keluarga seringkali terlupakan, padahal mereka telah memberikan kontribusi yang besar. Ibu bukan hanya pahlawan keluarga, tapi juga penggerak perekonomian keluarga.
Dalam rangka memperingati Hari Ibu, Permodalan Nasional Madani (PNM) mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mengapresiasi peran multifungsi ibu dalam meningkatkan kehidupan keluarga. Salah satu perjuangan besar yang mengawali kebangkitan perekonomian keluarga dipimpin oleh seorang ibu asal Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Julia Ernati bekerja sebagai pedagang keliling jagung dan pisang rebus serta menjadi pencari nafkah tunggal bagi empat orang anak. Karena matahari belum terbit, dia dengan hati-hati menyebarkan piring-piring itu di atas kipas angin untuk dijual kepada penduduk desa dengan berjalan kaki.
Ia sadar jika hanya mengandalkan modal seadanya saja tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan keempat anaknya. Ia pun memutuskan untuk bergabung dengan PNM Mekaar sebagai klien. Dari uang yang diterima, Yulia membeli sepeda motor bekas dan dijadikan jualan sayur mayur.
Kini penjualan sayuran menjadi lebih efisien dan efektif. Ia dapat menggunakan lebih banyak waktu untuk keperluan lain dan jarak yang lebih jauh untuk menjangkau pembeli dari desa lain. Yuli bersyukur menemukan cara untuk memperbaiki keuangan keluarganya melalui pertemuannya dengan pegawai PNM Mekaar. Berkat usahanya yang gigih, empat anak Yulia bisa bersekolah, bahkan salah satunya berhasil melanjutkan studi hingga magister.
Presiden PNM Arief Mulyadi juga merasa bangga atas kontribusi ibu-ibu klien PNM Mekaar yang selain menjadi pahlawan utama keluarga, juga menjadi pahlawan perekonomian negara. Baginya, pengorbanan seorang ibu demi terwujudnya impian anak-anaknya adalah bentuk cinta yang paling besar.
“Oleh karena itu, kami di PNM juga akan membantu meringankan perjuangan para ibu untuk memberikan yang terbaik bagi keluarganya melalui pendanaan dan pemberdayaan. PNM selalu siap memberikan modal finansial, intelektual, dan sosial agar perekonomian negara dapat tumbuh lebih jelas.” – kata Arif.