Jerman – Industri otomotif Jerman berada di persimpangan jalan. Mereka harus cepat beradaptasi dengan perubahan pasar dan teknologi untuk mempertahankan posisi kepemimpinan mereka di industri otomotif global.
Sudah lama dikenal sebagai rumah bagi mobil bermesin pembakaran internal (ICE), Jerman kini menghadapi tantangan besar untuk tetap relevan di era elektrifikasi.
Beberapa produsen mobil besar Jerman, termasuk Volkswagen, Mercedes-Benz Group dan BMW, telah mengeluarkan peringatan keuntungan dalam beberapa pekan terakhir. Mereka menyebutkan melemahnya perekonomian dan lesunya permintaan di Tiongkok, pasar otomotif terbesar di dunia, sebagai faktor penyebabnya.
Tantangan berlapis bagi industri otomotif Jerman Selain perlambatan perekonomian global, industri otomotif Jerman juga menghadapi tantangan lain. Berikut beberapa di antaranya:
1. PHK massal dan penutupan pabrik di Volkswagen: Raksasa otomotif Jerman ini dilaporkan akan menerapkan PHK massal dan menutup beberapa pabrik di Jerman.
2. Mengakhiri Subsidi Mobil Listrik Jerman: Pemerintah Jerman mengakhiri program subsidi mobil listrik pada akhir tahun lalu.
3. Jerman menghindari tarif UE terhadap mobil listrik Tiongkok: Jerman gagal meyakinkan negara anggota UE lainnya untuk mengesampingkan tarif kendaraan listrik (EV) yang diimpor dari Tiongkok.
4. Persaingan ketat dari produsen mobil Tiongkok: Produsen mobil Tiongkok semakin kompetitif baik di dalam negeri maupun global, menawarkan kendaraan listrik dengan harga yang lebih terjangkau.
Apakah label “Made in Germany” mulai memudar?
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran bahwa label “made in Germany” yang identik dengan kualitas tinggi mulai kehilangan daya tariknya di era mobil listrik.
“Saya yakin label kualitas Jerman masih berlaku, tapi itu tidak cukup karena dunia otomotif berubah dengan cepat,” kata kepala ekonom ING Rico Luhmann kepada CNBC.
Luhmann menambahkan: “Pertanyaannya adalah apakah produsen mobil Jerman telah mampu menyesuaikan portofolio produk mereka, mengubah organisasi mereka dan meningkatkan produktivitas dengan cukup cepat untuk mempertahankan status dan relevansi yang telah mereka nikmati selama beberapa dekade.
Peran pemerintah Jerman Pemerintah Jerman, yang dipimpin oleh Kanselir Olaf Scholz, mengatakan pihaknya sedang mencari cara untuk mendukung Volkswagen selama periode pemotongan biaya tanpa menutup pabrik di Jerman.
Menteri Ekonomi Robert Habeck mengatakan Volkswagen “sangat penting” bagi negaranya.
ACEASigrid de Vries, CEO Asosiasi Produsen Mobil Eropa (ACEA), menyatakan optimismenya terhadap kemampuan industri otomotif Jerman beradaptasi dengan era elektrifikasi.
“Mereka memiliki teknologi dan produk yang sangat bagus dan menarik untuk ditawarkan, dan mereka tidak menghargai nama dan pengakuan loyalitas merek,” kata de Vries.
Beberapa produsen mobil telah meluncurkan mobil listrik berbiaya rendah untuk meningkatkan permintaan dan mendapatkan kembali pangsa pasar yang saat ini dipegang oleh merek Tiongkok. Misalnya saja BMW menghadirkan dua model Mini listrik murah di Paris Motor Show.
Mempercepat elektrifikasi tetap penting Transportasi dan Lingkungan Hidup Julia Poliskanova mengatakan bahwa memperlambat elektrifikasi bukanlah jawaban terhadap tantangan yang dihadapi industri mobil Jerman.
“Industri Jerman dan beberapa produsen mobil seperti Volkswagen mempunyai masalah serius dalam skala global. Saya tidak percaya ini semua tentang peraturan Eropa dan elektrifikasi. Ini jauh lebih besar dari itu,” kata Poliskanova.