JAKARTA – Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) menyelenggarakan lokakarya Prospek Perekonomian Nasional 2025. Seminar yang diikuti sekitar 400 akademisi, mahasiswa, dan pelaku bisnis ini memberikan gambaran rinci mengenai tantangan dan peluang perekonomian tahun 2025.
Seminar ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan HUT ke-58 yang bertemakan “Peluang Menjadi Berkah” yang menampilkan para pemimpin bisnis terkemuka.
Baca Juga: Tahun 2025 Penuh Tantangan Perekonomian, Perhatikan Outlook Pasar Obligasi dan Saham
Rektor UKRIDA Prof. Dr.-Ing. Dan. Herman Parung menekankan komitmen universitas untuk berkontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan pemberdayaan masyarakat.
“Tahun 2025 akan penuh dinamika dengan tantangan perekonomian global dan nasional yang semakin kompleks,” ujarnya dalam siaran pers, Kamis (23/1/2025).
Menurut Prof. Herman, krisis ekonomi pascapandemi, perubahan gaya politik, dan perkembangan teknologi yang pesat menghadirkan peluang sekaligus tantangan bagi dunia usaha Indonesia.
Oleh karena itu, melalui forum ini, UKRIDA bertekad menjadi wahana bagi para pelaku bisnis, akademisi, mahasiswa, dan masyarakat untuk menggali prospek perekonomian Indonesia secara mendalam pada tahun ini.
Direktur Eksekutif Institute for Economic and Financial Development (INDEF) Tauhid Ahmad, selaku keynote speaker menekankan ketergantungan perekonomian Indonesia terhadap kondisi global.
“Sekitar 20% struktur PDB kita ditentukan oleh perekonomian global. Saat ini, kita harus menghadapi tantangan kebijakan fiskal yang ketat dan meningkatnya hambatan perdagangan, terutama dari negara-negara besar seperti Amerika,” jelasnya. .
Ia juga mengingatkan pentingnya memperhatikan sektor-sektor utama seperti industri pengolahan, pertanian, dan perdagangan yang pertumbuhannya masih di bawah rata-rata perekonomian nasional.
“Jika sektor-sektor tersebut tidak tumbuh di atas 5 persen, maka kita akan menghadapi tantangan besar dalam menurunkan angka pengangguran,” tegasnya.
Dalam forum diskusi yang dipandu oleh Riawan Tamin dari komunitas bisnis Hands Above, CEO BCA Armand Hartono menekankan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi ketidakpastian. “Sebenarnya tidak ada yang bisa mengetahui secara pasti seperti apa dunia pada tahun 2025. Namun yang penting adalah bagaimana kita siap menghadapi turbulensi dan mencari peluang dalam menghadapi ketidakpastian,” ujarnya.
Ia menambahkan, inovasi teknologi dan pembelajaran berkelanjutan menjadi kunci untuk bertahan dalam pasar yang kompetitif.
Kilala Tilaar, CEO Martha Tilaar Group, juga berbagi pengalamannya dalam mentransformasi industri kecantikan di era digital. “Saat ini sangat kompetitif, jadi semua orang menginginkan yang lebih baik, lebih murah, dan lebih cepat,” katanya.
Bekerja sama dengan Prof. Dr. Dan. Bernard Tirtomoeljono Widjaja yang juga Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UKRIDA Kilala mengutarakan misinya dalam memberdayakan UKM.
“Saya punya misi untuk UKM yang dibantunya, yaitu saya ingin setiap UKM yang berpartisipasi dalam program kami bisa mencapai satu juta dolar per tahun. Dengan skala produksi yang lebih besar, kami dapat meningkatkan efisiensi dan menjamin kepuasan yang lebih besar bagi semua pihak,” dia menjelaskan.
Upaya Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UKRIDA dalam memberikan bantuan teknis dan nasehat kepada UKM di Jakarta Barat juga terus dilakukan sebagai bentuk pemenuhan komitmen universitas.
UKRIDA juga saat ini terlibat dalam mendukung program pemerintah untuk meningkatkan sektor UKM agar UKM tetap menjadi kontributor terbesar perekonomian nasional.
Sementara itu, Suwandi Wiratno, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia, menekankan pentingnya perubahan pola konsumsi ke produksi. “Kita harus menjadi produsen, bukan sekedar konsumen. Kita harus mampu menciptakan nilai,” tegasnya.
Di bidang teknologi, pendiri dan CEO NXTX AI Nathanael Santoso menjelaskan perkembangan AI yang kini sudah mencapai tahap daya nalar. “Kecerdasan buatan kini dapat menghasilkan konsep-konsep baru berdasarkan data yang dikumpulkan. Ini merupakan perubahan besar dalam cara kita berbisnis,” jelasnya.
Salah satu peserta, Lely Suryani, pemilik eksportir UMKM kakao yang juga Ketua Grup Samudra Alfath dan Sekolah Ekspor, mengatakan workshop di perayaan HUT UKRIDA memberikan semangat kebersamaan untuk terus berinovasi.
Verianty, pelaku UMKM Alioek Jajan dari komunitas Tangan Di Atas menyampaikan hal serupa. “Acara ini sangat bagus dalam hal pemilihan pembicara dan memberikan banyak sudut pandang baru,” ujarnya.
Sementara itu, mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UKRIDA Henry Limanto mengatakan melalui seminar ini ia dapat belajar tentang tren global, perkembangan teknologi, kebijakan perekonomian dan berbagai peluang yang ada di Indonesia pada tahun ini.
“Saya yakin wawasan yang diberikan akan menjadi petunjuk berharga untuk melangkah lebih berani menuju tahun 2025,” ujarnya.