LONDON – Ahli biologi Dr. Scott Solomon telah memperingatkan bahwa akan sangat sulit bagi manusia untuk bertahan hidup di Mars dalam kondisi yang keras dan mereka mungkin bermutasi.
Menciptakan rumah bagi peradaban manusia di Mars adalah mimpi yang jauh dari kenyataan, seiring harapan para ilmuwan agar Planet Merah dapat dihuni di masa depan.
Namun, mimpi ini tampaknya sulit diwujudkan, mengingat kondisi planet yang keras, yang menurut para ahli, dapat mengubah warna kulit manusia dan melemahkan penglihatan mereka.
Menurut para ahli, manusia akan kesulitan bertahan hidup di Mars dalam kondisi yang keras.
Para ahli memperingatkan tentang mutasi drastis pada manusia di Mars. Menurut Dr. Scott Solomon, ahli biologi di Rice University di Texas, jika manusia penjajah di Mars menghasilkan anak, anak-anak tersebut kemungkinan besar akan mengalami mutasi dan perubahan evolusioner yang drastis.
Mutasi ini dapat disebabkan oleh gaya gravitasi yang rendah dan radiasi yang tinggi serta dapat menyebabkan kulit menjadi hijau, otot lemah, penglihatan buruk, dan tulang rapuh, ujarnya.
Dibandingkan Bumi, Mars adalah planet yang lebih kecil dan memiliki gravitasi 30% lebih kecil dibandingkan planet kita.
Planet Merah juga tidak memiliki lapisan ozon pelindung dan medan magnet, sehingga membuat planet ini terkena radiasi kosmik, sinar kosmik, sinar ultraviolet, dan partikel bermuatan yang dipancarkan Matahari.
Lingkungan seperti ini memaksa manusia untuk bermutasi dengan kecepatan ekstrim agar dapat menghadapi kondisi baru.
Dr Solomon menjelaskan bahwa hal ini dapat menyebabkan perubahan warna kulit, yang dapat membantu mengatasi radiasi.
Jam tangan: Apakah ada kehidupan di Mars? Para ilmuwan telah menemukan “lautan” air beberapa kilometer di bawah permukaan
“Mungkin, dalam kondisi radiasi tinggi ini, kita dapat mengembangkan beberapa jenis pigmen kulit baru yang akan membantu kita mengatasi radiasi,” jelas Solomon dalam bukunya “Future People”. “Mungkin kita akan mendapatkan orang-orang ramah lingkungan sendiri,” tambahnya. .
Dia juga mengatakan kurangnya gravitasi dapat menyebabkan rapuhnya tulang, yang dapat mematahkan panggul wanita saat melahirkan.
Ia mengatakan penglihatan bisa terganggu karena kebutuhan untuk melihat jarak jauh karena masyarakat hidup bersama dalam kelompok kecil.