M. Di sekitar kantor MP21 menumbuhkan pohon cabai, buah beruang nanas, pohon matoa dan kolam dipenuhi dengan ikan.
Tetapi siapa yang akan berpikir bahwa tanah subur ini ada di padang pasir. PT Freeport Indonesia (PTFI) menggunakan lahan TPA untuk mengubahnya menjadi tempat yang produktif. Selain itu, mereka juga mengembalikan fungsi ekologis tanah.
Peeling adalah sisa -sisa bukit friportal, dihancurkan dalam bentuk pasir putih. Meskipun tidak memiliki nutrisi, limbah dapat menjadi lahan yang produktif saat menyediakan kompos. Selain itu, tidak masalah, itu membuktikan bahwa limbah tidak berbahaya dan dapat digunakan.
Sindonews memiliki kesempatan untuk melihat kecelakaan MP21 di Freeport Indonesia di Mimic, Papua. MP21 adalah pusat drainase dan keanekaragaman hayati. Sekitar 100 hektar tanah, di mana berbagai pohon, semak dan semak tumbuh kaya akan tumbuh, telah menjadi daerah yang sangat teduh dan berhutan.
Secara alami tumbuh sekitar 40 hektar 100 hektar tanaman yang berbeda. Pada saat yang sama, 60 hektar dirawat di tanah yang produktif. Dari berbagai sayuran hingga nasi, tomat, cabai dan gamba. Bahkan, udang tumbuh lebih dari di tanah biasa.
Pertumbuhan berbagai tanaman terbukti bahwa limbah aman. “100 ha adalah lahan persidangan. Sementara itu, area limbah kami adalah 23.000 ha,” kata Robert Sarivom, sistem pusat lingkungan PTFI dan manajer proyek pada hari Rabu (11.12.2024).
Sekarang, kupu -kupu, elang dan hewan muncul di daerah tersebut. Kondisi ini menunjukkan bahwa ini ramah lingkungan. Kupu -kupu adalah hewan yang menunjukkan bahwa udara di daerah tersebut bersih. “Elang Papuasu bahkan karnivor terbesar. Mengejutkan bagi kami,” katanya.
Saat ini, Freeport Indonesia sedang mengembangkan pertanian terintegrasi di lahan pilot. Selain pertanian, pertanian dan penangkapan ikan ternak dibudidayakan di daerah tersebut. Sekarang ada sapi dan nila. Ayam nanti.
Semua produk pertanian didistribusikan kepada publik. Kemudian, setelah berakhirnya perjanjian operasi Freeport, limbah akan ditransfer ke kotamadya regional untuk penggunaan masyarakat.
Oleh karena itu, pupuk dengan kompos dan sedikit pupuk kimia. Ketika ditransfer ke pemerintah, lebih murah untuk mempertahankan tanah karena menggunakan kompos.
Warga juga menggunakan sayuran dan buah -buahan yang ditanam. “Itu sebabnya kami tidak suka asparagus, misalnya, karena orang tidak menyukai mereka di sini. Meskipun tumbuh di sini,” jelasnya.
MP21 juga berfungsi sebagai penutup sementara untuk hewan yang dilindungi yang disita. Ada kura -kura babi dan burung beo. Hewan -hewan itu nantinya akan dilepaskan ke habitat alami mereka.
Ekor MP21 juga digunakan untuk pengembangan infrastruktur. 98% dari jalan Timica, jembatan dan bangunan menggunakan limbah. “Limbah dapat digunakan sebagai bahan baku semen,” katanya.