JAKARTA – Membandingkan pengaruh Benjamin Netanyahu dengan Ayatollah Ali Khamenei menarik untuk diketahui. Kedua nama pemimpin di Timur Tengah ini mempunyai posisi penting di negaranya masing-masing, yakni Israel dan Iran.
Belakangan ini, ketegangan di Timur Tengah semakin memanas akibat pertikaian antara Iran dan Israel. Tak sedikit orang yang menilai momen tersebut bisa menimbulkan perang besar-besaran.
Dalam konflik Iran dan Israel, ada dua nama pemimpin yang disorot, yakni Netanyahu di pihak Israel dan Ali Khamenei di pihak Iran. Keduanya mempunyai pengaruh besar sebagai pemimpin negaranya.
Perbandingan pengaruh Benjamin Netanyahu vs. Ali Khamenei
1. Pengaruh internal negara
Benjamin Netanyahu adalah Perdana Menteri (PM) Israel, sedangkan Ali Khamenei adalah Pemimpin Tertinggi Iran. Mengingat posisinya, kedua orang ini sama-sama orang nomor satu di negaranya masing-masing.
Oleh karena itu, pengaruh Netanyahu dan Khamenei di negara mereka bersifat mutlak. Namun, masih terdapat perbedaan di antara keduanya dalam hal dampak internal.
Adapun Khamenei sangat dihormati karena posisinya sebagai Imam Syiah di Iran. Selain sebagai pemimpin politik, Khamenei juga dianggap sebagai pemimpin agama di sana.
Sedangkan Netanyahu berstatus Perdana Menteri Israel. Namun, reputasinya di kalangan masyarakat akhir-akhir ini menurun.
Alasannya beragam, antara lain Hamas yang bertanggung jawab atas serangan 7 Oktober dan tidak membebaskan tahanan Israel. Belum lagi Netanyahu memiliki sejumlah kontroversi lain, termasuk skandal yang sering terjadi di kalangan loyalis pemerintahnya.
2. Reputasi di luar negeri
Benjamin Netanyahu jelas dibenci banyak orang di dunia. Sebagai pemimpin negara Israel, ia selalu mendapat masalah dan terkesan menantang negara lain tanpa pandang bulu.
Alasan keberaniannya, tentu saja, adalah “dukungan” Amerika Serikat dan sekutu Barat lainnya yang mendukungnya. Faktanya, AS sendiri sudah cukup lelah melihat perilaku Netanyahu yang sulit diatur dan mengabaikan saran tindakan sekutunya.
Adapun Ali Khamenei memiliki reputasi yang lebih baik di luar negeri dibandingkan Netanyahu. Meski dianggap musuh oleh Barat, pemimpin tertinggi Iran ini populer di kalangan masyarakat karena kebijakannya terhadap Israel dan AS.
Selain itu, Khamenei juga menjalin hubungan harmonis dengan sejumlah pemimpin negara tetangga Iran di Timur Tengah. Hal ini semakin memperkuat posisinya di luar Teheran, terutama ketika ketegangan dengan Israel meningkat.
3. Strategi politik
Meski usianya tak lagi muda, Ali Khamenei telah menyusun sejumlah strategi agar penerusnya di masa depan tetap berada di jalur yang sama dengannya. Metodenya berbeda.
Mengutip Foreign Policy, Khamenei tak henti-hentinya menyaring elite politik di Iran. Rezimnya juga mendiskualifikasi sejumlah nama yang diyakini tidak memenuhi syarat loyalitas.
Contohnya seperti mantan Presiden Hassan Rouhani hingga Mohammad Khatami. Khamenei tidak memberikan kesempatan kepada orang-orang tersebut karena menganggap mereka berbahaya bagi ideologinya di masa depan.
Sementara itu, dalam kebijakan luar negeri, Khamenei terus menjalankan kekuasaan proksi yang ia bangun di luar Iran. Masing-masing dari mereka tetap mendapat dukungan atas tugas atau misi yang diberikan kepadanya.
Seperti Khamenei, Netanyahu berusaha mempertahankan posisinya di Israel. Selain itu, posisinya sebagai perdana menteri Israel telah berada dalam bahaya selama beberapa waktu setelah banyak warga yang kecewa dengan pemerintahannya.
Tak hanya mencari dukungan di AS, Netanyahu juga punya strategi sendiri. Untuk menjaga “sisa iman” warga Israel, ia berjanji akan membawa kemenangan dan menghancurkan musuh-musuhnya.
Sementara itu, strategi internasional Netanyahu tetap sama. Dalih mereka adalah “membela diri”, sehingga mereka terus menyerang Gaza, Lebanon dan sekarang Iran.
Ini adalah ringkasan perbandingan pengaruh Benjamin Netanyahu vs. Ali Khamenei.