TEL AVIV – Iron Dome Israel kembali menjadi sorotan internasional. Pasalnya, sistem pertahanan udara berhasil ditembus serangan musuh.
Diketahui, Iran sebelumnya telah melancarkan serangkaian serangan rudal ke wilayah Israel. Serangan tersebut menyasar beberapa lokasi strategis, antara lain pangkalan udara, lapangan udara jet tempur siluman F-35, markas intelijen militer, dan markas badan intelijen Mossad.
Dalam serangan itu, Israel mengatakan sistem pertahanan udara seperti Iron Dome telah berhasil mencegat ‘sebagian besar’ rudal Iran. Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa sistem Iron Dome memiliki tingkat intersepsi kurang dari 100 persen yang berarti masih bisa ditembus.
Dampak Iron Dome Israel Gagal Menghentikan Rudal Iran1. Warga Israel panik. Selama ini, warga Israel merasa aman karena dilindungi sistem pertahanan udara berlapis, termasuk Iron Dome. Bahkan tak jarang ada di antara mereka yang sesumbar di media sosial dengan mengatakan bahwa rudal musuh tidak akan masuk ke wilayah mereka.
Pemikiran ini tampaknya mulai berubah setelah berulang kali ‘masuk’ ke program Iron Dome. Mendapati sistem pertahanan udara mereka bisa ditembus, warga Israel harus khawatir karena rumah atau tempat tinggal mereka bisa hancur akibat serangan rudal dari negara tetangga.
Dalam serangan rudal Iran terbaru, dilaporkan sekitar 100 rumah di kota Hod Hasharon dirusak oleh rudal dari Teheran. Kehancuran yang terjadi di kawasan kota itu sekilas mengingatkan kita pada kejadian serupa di Gaza yang pernah diserang tentara Zionis di masa lalu.
2. Iran Semakin Percaya Diri Menyerang Israel Serangan terbaru Iran bukanlah serangan terakhirnya terhadap Israel. Setelah mencapai hasil yang baik dalam serangan sebelumnya, Teheran akan termotivasi untuk mengirim lebih banyak rudal ke Tel Aviv.
Panglima militer yang juga Ketua Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Iran, Jenderal Mohammad Bagheri, mengatakan Korps Garda Revolusi Islam siap mengulangi serangan rudalnya dengan “kekuatan ganda” jika Israel melakukan pembalasan di wilayahnya.
Sebelumnya, Baqeri juga mengatakan bahwa serangan rudal yang dilancarkan Israel pada masa lalu bertujuan untuk merespons banyaknya kejahatan Zionisme. Misalnya saja genosida di Gaza, terbunuhnya Ismail Haniyeh dan Hassan Nasrallah, dan lain sebagainya.
3. Israel sedang mengkaji ulang sistem pertahanan udaranya Serangan rudal Iran sekali lagi membuktikan bahwa sistem pertahanan udara Israel yang banyak dibanggakan, yang dikatakan sebagai “perisai rudal yang paling efektif dan terbukti di dunia” tidak dapat ditembus. Singkatnya, sistem pertahanan masih mempunyai celah yang bisa dimanfaatkan oleh musuh Israel.
Mengutip TrtWorld, serangan Iran baru-baru ini merupakan ketiga kalinya sistem pertahanan udara Israel kewalahan. Senjata canggih tersebut terbukti sulit menghancurkan rudal-rudal yang masuk ke ruang angkasanya dalam jumlah besar.
Pertama, serangan roket Hamas yang kuat dalam serangan tak terduga pada 8 Oktober 2023 yang melumpuhkan sistem pertahanan udara Israel. Kemudian, Iran kembali melancarkan serangan rudal ke Israel pada 15 April yang membuat sistem pertahanan udara Israel kewalahan.
Serangan berulang kali akan memaksa Israel meninjau ulang sistem pertahanan udaranya. Seperti diketahui, hingga saat ini mereka memiliki sistem pertahanan udara tiga lapis.
Lapisan pertama atau paling bawah adalah Iron Dome yang mampu mencegat roket permukaan-ke-permukaan jarak pendek hingga jarak 70 kilometer. Lalu ada Langit-Langit dan Panah Daud.
Inilah beberapa implikasi dari kegagalan Iron Dome Israel dalam menghalangi serangan rudal Iran.