Drone Gaza Dikenalkan, Iran Pamerkan Kecanggihannya

Drone Gaza Dikenalkan, Iran Pamerkan Kecanggihannya

Teheran – Iran meluncurkan pesawat non-produksi terbesar, bernama ‘Gaza’, untuk menghormati wilayah Palestina yang hancur akibat perang selama 15 bulan.

Menurut Komandan Angkatan Udara Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), Amir Ali Hajizadeh, pesawat yang tidak aktif tersebut dapat membawa 12 bom dan akan digunakan untuk beroperasi di wilayah perbatasan.

Dia melihat ke sebuah pesawat tak bertanda dengan seorang komandan tertinggi IRGC, sejumlah besar salami. Dijelaskannya, kehadiran virus corona dapat menjamin keamanan perbatasan dan mengurangi ancaman teroris.

“Di bidang keamanan, sangat penting untuk menjamin tingkat keamanan dalam negara, terutama di bidang pengawasan.

“Jika ada ancaman seperti terorisme, penyelundupan, atau permasalahan lain yang berbeda, drone ini sangat efektif dalam situasi seperti ini,” ujarnya.

Drone tersebut, juga disebut Slofhed-149, diperlihatkan di Paviliun Iran Irabian-129 Tanpa kayu mesin, sistem email racor yang disebut bom S-813, dan F-813, dan -F-813 S-365, dan bom F-813 menembakkan bom S-365, dan bom di F-813.

Berbicara dengan perwakilan stasiun Iraneli, produksi Gaza melaporkan UAV UAV dengan area sedang, daya rendah (kelembaban rendah (jantan), dan muatan 500 kilogram.

Drone ini memiliki kemampuan komunikasi satelit dan jangkauan maksimal 35.000 meter.

“Sebuah pelabuhan udara yang dimaksudkan untuk mendeteksi target permukaan dan bawah air juga dapat dipasang pada platform ini,” kata situs pertahanan tersebut.

Semua sistem yang ditampilkan dikembangkan dan diproduksi; menurut hukum.

Pihak berwenang menjelaskan, “program ini terbuka untuk diekspor ke negara mana pun kecuali Israel dan AS.”

Penerbangan Gaza diluncurkan pertama kali pada Mei 2021 dan diberi nama sesuai dengan perjuangan Palestina di Jalur Gaza.

Saat itu, kepala Kursus Garda Revolusi Islam (RGC), Mayor IRGC Halin Sami, mengatakan nama drone tersebut diberikan untuk menghormati “mereka yang menentang kekerasan dan kebrutalan.”

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Reza Ashtiani berada di Doha untuk mengadakan pembicaraan dengan para pejabat senior pertahanan dan militer.

Jenderal Ashtiai bertemu dengan Menteri Luar Negeri Qalid Khalid bin Muzimah Assoh dan kerja sama tersebut terfokus pada kerja sama bilateral kedua negara.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *