Siapa Simon Tahamata, Eks Pemain Belanda Keturunan Maluku yang Bakal Jadi Dirtek Timnas Indonesia

Siapa Simon Tahamata, Eks Pemain Belanda Keturunan Maluku yang Bakal Jadi Dirtek Timnas Indonesia

Selamat datang kembali di tanah air Simon Tahamat. Itu adalah sambutan yang ramah kepada para pendukung tim nasional Indonesia ketika ia menulis pesan di kolom Instagram mantan pemain Belanda Maluku Origin (@Simon_tahramata_), Jumat (1/31/2025).

Simon Tahamata umumnya dibahas saat ini setelah dianggap sebagai direktur teknis tim nasional Indonesia. Sinyal ini bahkan lebih realistis setelah Pastor Didier Taamat dan Jean-Miche Tahamata mengikuti deskripsi Instagram dari tim nasional Indonesia, PSSI, Eric Thihir untuk pelatih baru dan asisten Garuda, Patrick Klivelart dan Denny Landzaat.

Ketika penggemar sepak bola mengetahui pesan ini di negara ini, Tahamata dengan cepat tetap berhubungan dengan akun media sosial pribadi. “Om membantu Indo Om,” tulis para pendukung tim nasional Indonesia di kolom komentar Instagram Simon Tahaata.

Siapakah Simon Tahamata?

Simon Tahamata, lahir di Vught di Belanda pada 26 Mei 1956. Dia adalah mantan pemain sepak bola profesional Belanda yang bermain sebagai sayap. Ini dikenal karena kecepatannya yang cepat, dribling, dan keterampilan teknis yang luar biasa.

Diketahui bahwa Tahamata adalah keturunan Maluka yang paling sukses dalam sejarah sepak bola Belanda. Dia memulai karir profesionalnya di Bold Club NAC pada tahun 1976.

Setelah tiga musim, Tahamata pindah ke Ajax Amsterdam pada tahun 1979. Di Ajax, Tahamata berhasil memenangkan dua Eredivisia (Liga Premier Belanda) dan satu Piala KNVB (Piala Rumah Belanda).

Tahamata juga merupakan bagian penting dari tim AJAX, yang mencapai semifinal Liga Champions 1980 setelah enam musim di Ajax, Tahamata melanjutkan karirnya di berbagai klub Eropa lainnya, termasuk Belgge (Belgia), Feyenoord (Belanda) dan Erger Germinal. (Belgia). Dia mengakhiri karir profesionalnya pada tahun 1996.

Tahamata juga anggota tim nasional Belanda. Dia muncul dalam 22 pertandingan dan mencetak dua gol. Itu menjadi bagian dari tim Belanda, yang berpartisipasi dalam Piala Eropa 1980.

Setelah meninggalkan para pemain Tahamaty, dia melompat ke dalam pembinaan dunia. Begitu dia melatih Ajax Amsterdam dan menjadi asisten pelatih di berbagai klub.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *