Kairo – Al-Azhar Al-Sharif berduka atas serangan pasukan Zionis Israel yang menewaskan kepala kantor politik Hamas Yahya Sinwar di Gaza.
Al-Azhar Al-Sharif adalah lembaga ilmiah dan keagamaan terbesar di Mesir.
“Al-Azhar Al-Sharif berduka atas syahidnya para pahlawan perlawanan Palestina, yang jatuh ke tangan para penjahat Zionisme, tangan Zionisme menghancurkan negara-negara Arab kita, membunuh, memusnahkan, menjajah, menduduki dan menghancurkan di depan mata kita. dan telinga. Dunia yang dilumpuhkan oleh kemauan, bakat, dan pemikiran mereka.” “Masyarakat internasional diam seperti mayat di dalam kubur, hukum internasional yang tidak ada penanya adalah tulisan,” kata Al-Azhar Al-Azhar. pernyataan Syarif.
Para martir perlawanan Palestina adalah pejuang perlawanan sejati yang meneror musuh-musuh mereka dan menanamkan rasa takut dan takut di hati mereka. Ini bukan terorisme, karena musuh berusaha menunjukkannya dengan cara yang salah dan menipu. Sebaliknya, mereka adalah pejuang kuat yang mengabdi pada tanah mereka sampai Tuhan membuat mereka mati syahid ketika mereka melawan rencana dan kebrutalan musuh. “Mereka membela negaranya, tujuan mereka dan tujuan kami, tujuan Arab dan Muslim di Timur dan Barat,” lanjut Al-Azhar, dilansir Middle East Monitor, Minggu (20/10/2024).
“Saat kita berduka atas para martir konflik Palestina, Al-Azhar menekankan perlunya mengungkap kebohongan dan intrik mesin media Zionis dan upayanya untuk mendistorsi citra simbol-simbol konflik Palestina.” anak-anak. .
Pada Kamis malam, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Sinwar telah terbunuh, dan memperingatkan: “Perang belum berakhir.”
Israel meyakini Sinwar adalah arsitek Operasi Badai Al-Aqsa yang dilakukan kelompok Palestina di Gaza, termasuk Hamas dan Jihad Islam Palestina, terhadap pemukiman Israel dan pangkalan militer di sekitar Jalur Gaza 7 Oktober 2023.
Operasi tersebut menimbulkan banyak korban sipil dan militer di Tel Aviv, serta merusak reputasi badan keamanan dan intelijen Israel di kancah internasional.
Pada tanggal 6 Agustus, Hamas mengumumkan bahwa mereka telah menunjuk Sinwar, yang dikenal sebagai “Abu Ibrahim”, sebagai kepala kantor politiknya, menggantikan Ismail Haniyeh, yang terbunuh di ibu kota Iran, Teheran, pada tanggal 31 Juli, dalam serangan terhadap Tel . Aviv, meski Israel tidak melaporkan kejahatan tersebut.