JAKARTA – PT Pertamina International Shipping (PIS) berkomitmen mencapai nihil emisi karbon secara cepat dengan target penurunan emisi karbon hingga 978 kiloton CO2 pada tahun 2030.
Direktur Perencanaan Bisnis PIS Eka Suhendra dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, mengatakan salah satu langkah penting untuk mencapai target tersebut adalah dengan menambah kapal baru berteknologi dualfuel dan menggunakan greenfuel ramah lingkungan.
“Tujuan jangka panjang penghapusan karbon sesuai dengan rencana mencapai nol emisi pada tahun 2050,” kata Eka dalam forum Gastech 2024 yang disiarkan langsung, dikutip Minggu (13/10/2024).
Menurut dia, langkah tersebut sejalan dengan rencana utama yang ditetapkan Organisasi Maritim Internasional (IMO) dan Perjanjian Paris tentang perubahan iklim. Target nol emisi menempatkan PIS 10 tahun lebih cepat dari target pemerintah pada tahun 2060.
“Kami menyadari bahwa industri transportasi berperan besar dalam emisi karbon global, khususnya pembakaran bahan bakar laut. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk mengurangi dampak negatif tersebut melalui penggunaan berbagai inovasi dan teknologi terkini, termasuk penerapan ramah lingkungan. bahan bakar seperti LPG, LNG dan amonia,” kata Eka.
Lebih dari 50 persen armada yang digunakan PIS kini dapat menggunakan biofuel atau bahan bakar ramah lingkungan. PIS juga merupakan pionir dalam penggunaan kapal berbahan bakar ganda, dengan enam armada PIS yang menggunakan LPG dan LNG sebagai alternatif bahan bakar ramah lingkungan.
Sebanyak 40 kapal armada PIS dilengkapi dengan perangkat hemat energi yang mampu meningkatkan efisiensi bahan bakar kapal sebesar 3-20 persen. Selain itu, PIS juga menerapkan batasan tenaga mesin dan cruise control untuk mengurangi emisi.
Ditambahkannya, kapal PIS telah memperoleh sertifikasi internasional sebagai bukti tingginya kualitas dan standar yang digunakan PIS dalam menerapkan kebijakan keberlanjutannya, baik dari sudut pandang bisnis maupun operasional.
“Lebih dari 30 persen kapal kami telah mendapatkan sertifikat EEXI (Energy Efficiency Existing Ship Index) dan CII (Carbon Intensity Indicator) sesuai aturan IMO dan standar industri,” ujarnya.
Global Head of LNG Fearnleys Per Christian Fett mengatakan pentingnya regulasi yang memberikan insentif kepada pelaku industri untuk mendorong inovasi penggunaan bahan bakar ramah lingkungan. Hal ini penting untuk mempercepat transisi menuju solusi berkelanjutan di tengah tantangan perubahan iklim yang semakin mendesak.
“Banyak teknologi baru memerlukan investasi awal yang signifikan serta penelitian dan pengembangan (R&D) yang intensif. Dukungan dalam bentuk hibah atau bantuan pemerintah sangat penting, sehingga perusahaan dapat dengan mudah beralih ke solusi non-alami dan efisien,” ujarnya. .
Kelompok tersebut mendukung penggunaan LNG sebagai sumber energi yang dapat dipertimbangkan selama masa transisi dan mengurangi emisi karbon.
“LNG kini tidak hanya memberikan manfaat lingkungan, tetapi juga metode yang sangat ekonomis. Penggunaan LNG dapat mengurangi emisi CO2 dan partikel pencemar lainnya secara signifikan. Fokusnya tidak hanya pada CO2, tetapi juga pada seluruh rantai emisi gas. , “katanya.