JAKARTA – Dewan Pusat untuk Manajemen Asosiasi Pengusaha Indonesia (DPP HIPPI) mengakui bahwa utang yang dicatat oleh pengusaha menengah dan kecil pinjaman online (pinjaman) mencapai 2 triliun rp2.
Erik Hidayat mengatakan Presiden DPP Hippi mengatakan ada banyak faktor yang membuat entitas bisnis dipaksa untuk memberikan pinjaman online, salah satunya sulit untuk mendapatkan akses ke bank pendanaan. Meskipun perusahaan menengah dan kecil terus berurusan dengan kondisi yang tidak pasti.
Namun, mereka perlu menyebabkan beberapa beban, seperti membayar karyawan dan menyumbangkan deposito.
Erik mengatakan perusahaan membutuhkan lebih banyak dukungan besar dari pemerintah untuk dapat bertahan hidup dan bersaing dalam kondisi ekonomi saat ini. Demikian pula untuk memfasilitasi pendanaan di bank dan memprediksi pengenalan produk impor yang mengancam saldo UMKM.
“Kami berharap pinjaman ini bisa lebih murah untuk orang -orang, terutama dari sektor UMKM. Kami mencoba membahas pemerintah sebagai cara terbaik untuk membantu kami,” katanya.