JAKARTA – Siswa SMK Negeri 1 Pringpas, Kabupaten Semarang menyita perhatian di ajang bergengsi Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2025 dengan koleksi busana inovatif berkonsep berkelanjutan. Dalam acara tersebut, mereka menampilkan enam penampilan glamor bertema ‘Bond’ dengan sentuhan motif spidery yang terinspirasi dari lingkungan sekolah.
Baca Juga: SMK Couture Karya 11 dan ISI Layak Tampil Spektakuler di JMFW 2025
Karya ini bukan sekadar hasil karya sederhana, melainkan buah kreativitas dan kerja keras enam siswa Kelas 11 Program Keterampilan Desain Busana. Mereka adalah Kieren Laura Avanti, Bening Anugra, Rizka Saputri, Giatri, Vita Unisara dan Nadia Saifa ul Lisfa. Dengan menggunakan denim ramah lingkungan sebagai bahan utama, koleksi ini tampil sporty dan kasual sejalan dengan tren “Resilient Fashion” yang sedang populer.
Yang lebih menggembirakan, dua pejabat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kmendikbudristek), Sekjen Suharti dan Irjen Chatarina Muliana Girsang, diarak dengan kostum rancangan siswa SMKN 1 Pringapas. Momen tersebut menjadi sebuah pencapaian luar biasa bagi sebuah SMK kecil di Semarang yang telah melangkah ke kancah fesyen nasional.
Baca Juga: Rayakan JMFW 2024, SMK NU Banat Kudus Usung Konsep Sustainable Fashion
“Saya tidak menyangka bisa hadir di JMFW 2025, apalagi melihat koleksi kami dikenakan oleh pejabat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Sungguh suatu kehormatan,” kata Kieren, salah satu desainer muda yang terlibat, seperti dikutip dari laman Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Rabu (16/10/2024).
Proses seleksi untuk memilih koleksi ini tidaklah mudah. Tim SMKN 1 Pringapus harus melalui serangkaian tahapan evaluasi yang ketat hingga akhirnya desain laba-laba mereka disulap menjadi pakaian siap pakai. Kieren mengungkapkan bahwa mereka terinspirasi dari jaring laba-laba yang terdapat di sudut kantin sekolah. Ia memadukannya dengan material seperti denim, linen, dan teknologi water solven sehingga memberikan kesan unik dan modern.
Tak hanya sukses di panggung JMFW, pengalaman tersebut juga memberikan pembelajaran berharga bagi para mahasiswanya. “Saya mempelajari banyak teknik baru seperti membuat kain yang larut dalam air, jahitan sakiko, teknik macrame, dan teknik belum selesai yang memberikan kesan kuat pada pakaian,” tambah Kieren.
Keberhasilan tim ini tidak lepas dari peran guru pembimbing mereka Analia Sushanthi, serta dukungan mitra industri seperti ZOE ZOE oleh Sudarna Swarsa yang membantu memberikan materi dan konsultasi desain. “Kolaborasi ini membuka cara pandang mahasiswa terhadap dunia fashion profesional dan menyelaraskan ide kreatifnya dengan tren industri,” jelas Analia.
Adi Nuryanto, Direktur Penyelarasan dan Kemitraan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) dan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, mengatakan proses seleksi tahun ini lebih ketat.
“Lebih dari 400 orang mendaftar untuk berpameran di panggung JMFW. Awalnya kita saring menjadi 50, kemudian kita pilih 12 unit vokasi dari hasil kurator,” kata Adi.
12 Jurusan Pendidikan Kejuruan SMKN 1 Salatiga, SMKN 3 Simahi, SMKN 4 Banjarmasin, SMKN 3 Manokwari, SMKN 2 Temanggung, SMKN 1 Bintan Timur, SMKN 1, SMKN 1, SMKN 1, SMKN 1 1 Pelaihari, SMKN 1 Tengaran, SMKN 6 Padang dan ISI