STATION NEWS Cucak Ijo Banyuwangi Penunggu Alas Purwo yang Keberadaannya Misterius

STATION NEWS Cucak Ijo Banyuwangi Penunggu Alas Purwo yang Keberadaannya Misterius

SURABAYA – Cucak Hijau atau Cucak Ijo Jawa Timur, khususnya Banyuwangi, termasuk burung berkicau yang langka. Tak heran jika burung ini sulit dilihat di hutan lebat Alas Purwo.

Kelebihannya, banyak Kicau Mania yang memburu Cucak Ijo Banyuwangi untuk dijadikan hewan peliharaan, untuk kompetisi dan penangkaran.

Sekilas, Cucak Ijo Banyuwangi terlihat berbeda dengan Cucak Ijo Kalimantan dan Sumatera.

Menurut dia, Cucak Ijo Banguwangi dan varietas lainnya sangat bervariasi harganya. Namun orang-orang masih mengikuti mereka.

Saat ini harga cucak hijau di pasar burung berkisar Rp 2.500.000 hingga Rp 3.000.000, berbeda dengan di Sumatera dan Kalimantan, kisaran harga burung hutan muda adalah Rp 500.000 hingga Rp 700.000.

Cucak Ijo Jawa Timur hanya dapat ditemukan di kawasan lindung seperti Taman Nasional Meru Betiri (Jember), Taman Nasional Bromo, Taman Nasional Tengger (Lumajang) dan Taman Nasional Baluran (Banyuwangi).

Untuk melindungi kehidupan burung eksotik ini, perburuan dilarang, dan jika tertangkap oleh penjaga, ancaman hukumannya hingga 5 tahun penjara.

Menurut eBird, nama ilmiah Cucaka Ijo adalah Chloropsis sonnerati yang termasuk dalam famili Chloropseidae.

Burung kicau ini berkerabat dekat dengan burung cipoh (Aegithina spp.). Dalam bahasa Inggris, cucak hijau disebut dengan large green leafy bird.

Cucak Ijo membentang melintasi Semenanjung Malaya, Sumatera dan pulau-pulau sekitarnya. Berasal dari spesies C.sonnerati, cucak hijau memiliki tubuh sedang dan panjang 18 hingga 22 cm.

Umumnya warna bulu burung ini sebagian besar berwarna hijau dan terlihat pada warna tenggorokan dan pipinya. Jantan memiliki tenggorokan dan pipi berwarna hitam, sedangkan jantan memiliki tenggorokan kuning dan lingkaran di sekitar mata.

Ciri pembeda lainnya pada cucak hijau adalah bercak biru muda di sisi dagu dan bercak biru di bahu. Dikenal juga dengan sebutan murai daun, burung ini memiliki bulu berwarna coklat tua, paruh hitam tebal, dan kaki berwarna biru keabu-abuan.

Habitat utama burung ini adalah pucuk-pucuk pohon tinggi di hutan primer dan sekunder. Burung cucak hijau suka bersarang di pucuk pohon dan dedaunan yang lebat.

Kadal daun raksasa itu menjerit sambil menundukkan kepalanya. Bunyinya menyerupai letupan pendek dan peluit keras diselingi bunyi retakan.

Ia juga bekerja dengan baik dengan burung kecil lainnya. Di hutan tropis, burung pemakan buah ini dapat ditemukan bersama pasangannya, baik sendiri-sendiri maupun berkelompok.

Di hutan atau alam liar, cucak hijau memakan serangga dan berbagai buah-buahan. Namun jika burung tersebut dipelihara, maka burung kukuk hijau diberi makan pisang atau pepaya, selain buaya dan jangkrik.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *