Jakarta -nya – Pemerintah Alivur telah mengirim 48 pengungsi Uhivur ke Cina setelah menahannya selama satu dekade. Sekitar Kamis (27/27/2025).
Para pengungsi pertama telah melarikan diri dari penindasan di Xinjiang untuk mencari pertahanan di Thailand. Namun, alih -alih menjadi istirahat seseorang, mereka telah ditahan dalam kasus ini sejak 2014.
Selama bertahun -tahun, organisasi hak asasi manusia yang berbeda menyebut Cina, melanggar risiko hak asasi manusia atas hak -hak Uighur.
Namun, pemerintah Thailand terus berjalan secara tidak memihak, tanpa pemberitahuan kepada para pengungsi ini.
We have condemned this action, which is a real legal law, which has banned the Secretary of the People in the country, which has banned Adulan Atl’ia on Friday, which cut off Adolan Atl’ia, on Friday, which cut Adlan Atl’ia, on Friday, which banned Adlan Atl’ia, on Friday, who made Atlan Atlan, which prevents ATL’IA, which prevents him Atl’ia, yang melarang Atl’ia, yang melarang Adlan Atl’ia, pada hari Jumat, menjadikan Adlan Atl’ia, yang melarang Adlan Atl’ia, pada hari Jumat, membuat Adlan Atlan, yang melarang Adlan Atl’ia, pada hari Jumat, membuat Adlan Atlan, yang melarang Adlan di Atl’ia, pada hari Jumat, pada pada hari Jumat, pada Adlan. Atl’ia, Jumat, dia Adlan, yang memotong Adlan, yang larangannya,
“Keputusan ini tidak hanya melintasi kehidupan para pengungsi, dan itu berarti fakta bahwa Thailand menentang orang yang tepat,” katanya.
OIC Young Indonesia menginginkan dunia di dunia, terutama PBB, negara -negara Muslim, dan semua aktivis hak asasi manusia, dan Thailand.
Menurut organisasi, pemerintah Thailand harus bertanggung jawab atas pelecehan dan bersaksi bahwa masa depan tidak akan diulang.
Presiden OIC Young Indonesia Astrid Nadya Rizqita dan menjelaskan kritik seperti itu.
Sebagai organisasi masyarakat sipil dan konferensi kelompok pemuda Muslim di Indonesia, katanya, OKI muda Indonesia memandang teori kesalahpahaman global.
“Kami telah memecat PBB untuk PBB untuk mengkonfirmasi undang -undang pertahanan China,” katanya.
“Kami berharap China menjamin kedokteran sesuai dengan standar hak asasi manusia pada saat yang sama. Dalam hal ini, permintaan trusteral.