Jakarta – Dariush Sinatri mengkritik implementasi kebijakan penjualan gas alam LPG baru -baru ini. Dia mengatakan dalam Tweet X bahwa kebijakan tersebut menunjukkan bahwa pemerintah telah melupakan kebutuhan rakyat.
Selain itu, Senator Darish juga menilai bahwa pemerintah tidak ingin mendengarkan orang dengan merumuskan kebijakan gas 3 kg LPG.
Darius menekankan bahwa keputusan ini hanya akan mengganggu masyarakat. Terutama mereka yang mengandalkan 3 kg gas LPG untuk memenuhi kebutuhan sehari -hari. Dia mencatat bahwa langkah ini tidak memperhitungkan dampak langsung pada kehidupan rendah.
Di sisi lain, suami Donna Agnesia menekankan pentingnya sensitivitas pemerintah yang lebih besar terhadap kondisi rakyat dan kebijakan yang ditegakkan yang ia dukung dan sebaliknya.
Foto/xdinathrya
“Kebijakan silinder 3kg ini benar -benar terlalu tinggi!”
“Apakah ini hobi yang menyakiti orang?”
Kritik terhadap bintang film ASIH muncul di antara keluhan publik tentang kurangnya 3 kilogram gas LPG, yang semakin sulit dicapai karena kebijakan baru. Nama asli Malik Daniel Simon Dariush Sinaria juga penuh dengan warga yang ramai.
“Apa hukuman bagi para pejabat yang kebijakannya telah meninggal di negara lain?”
“Ginny Simple = Komunikasi antara pemerintah dan warga negara tidak simultan, dan Gaks juga jauh. Pada saat itu, dia lupa tentang orang -orang di kantor sebelum memilih orang -orang yang mengemis.”
“Faktanya, beberapa menteri menemukan bahwa harga 3 kg tidak cocok dengan harga yang ditetapkan oleh pemerintah. Bahkan selama bertahun -tahun, mereka belum memantau kebijakan ini sejauh ini.”
Jelas bahwa kebijakan bensin LPG 3kg, yang dimulai pada 1 Februari 2025, memicu protes dan menyebabkan beberapa peristiwa menyedihkan. Termasuk korban
Pemerintah Indonesia telah mendirikan pengecer untuk menjual 3 kilogram LPG melalui Kementerian Energi dan Mineral (ESDM). Komunitas sekarang dapat membeli gas di situs web Partamina resmi dengan menampilkan KTP atau Nomor Identifikasi Populasi (NIK).
Dengan -Law bertujuan untuk memastikan subsidi energi dialokasikan dalam target, dengan hanya 3kg LPG yang diharapkan dijual kepada orang -orang seperti keluarga miskin dan pekerja mikro. Pemerintah ingin mengurangi pelanggaran distribusi sehingga harga tidak tersedia di tingkat ritel.
Setelah kebijakan ini, pasar tidak memiliki 3 kilogram gas minyak cair, yang membuatnya antrian untuk waktu yang lama di pangkalan resmi. Banyak orang mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan sehari -hari mereka.
Peristiwa menyedihkan terjadi ketika seorang pedagang beras Odok di jeruk selatan meninggal dalam antrian pengadaan yang membeli 3 kg LPG. Dia dicurigai lelah karena dia dalam antrian untuk waktu yang lama.