STATION NEWS Kepunahan Kehidupan Laut Tinggal Menunggu Waktu, Nih Faktanya

STATION NEWS Kepunahan Kehidupan Laut Tinggal Menunggu Waktu, Nih Faktanya

LONDON – Para ilmuwan memperingatkan dalam sebuah laporan bahwa lautan di dunia menjadi terlalu asam dan tidak mampu mendukung kehidupan laut atau bahkan menstabilkan iklim.

BACA JUGA – 7 hewan terancam punah akibat seringnya perburuan liar

Laporan Institut Penelitian Dampak Iklim (PIK) Potsdam mencantumkan sembilan faktor penting yang menentukan kemampuan planet ini dalam mendukung kehidupan.

Menurut studi kesehatan planet pertama yang dilakukan PIK, pengasaman laut akan segera menyebabkan terganggunya faktor ketujuh.

Batas aman faktor-faktor yang terganggu oleh perubahan iklim; meningkatnya polusi, termasuk pupuk buatan dan kimia yang digunakan dalam pertanian; hilangnya spesies alami, habitat alami dan air tawar.

Saat ini, dengan emisi karbon dioksida (CO2) dari pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak, batu bara, dan gas melebihi ambang batas, terdapat risiko tinggi terjadinya pengasaman laut lebih lanjut.

“Seiring dengan meningkatnya emisi CO2, semakin banyak pula CO2 yang terlarut dalam air laut sehingga menyebabkan lautan menjadi lebih asam,” kata salah satu penulis utama, Borys Sakschewski, seperti dilansir Wion News.

“Bahkan dengan pengurangan emisi yang cepat, pengasaman lebih lanjut mungkin tidak dapat dihindari karena CO2 telah dilepaskan dan diperlukan waktu bagi sistem laut untuk meresponsnya. Oleh karena itu, batas pengasaman laut kemungkinan akan terlampaui dalam beberapa tahun ke depan,” tambahnya.

Karang, krustasea, dan fitoplankton yang menjadi makanan beberapa spesies laut dihancurkan oleh air yang bersifat asam.

Dengan demikian, hal ini juga mengganggu ketahanan pangan miliaran orang dan membatasi kemampuan lautan untuk menyerap lebih banyak CO2, yang pada akhirnya membatasi pemanasan global.

Dari sembilan ambang batas yang tercantum dalam laporan tersebut, satu ambang batas yang hampir tidak akan dilanggar adalah lapisan ozon pelindung bumi.

Perisai ini sempat dirusak oleh bahan kimia buatan manusia yang menyebabkan hujan asam, namun kini sudah mulai beregenerasi.

Menurut PIC, sembilan tingkat ancaman planet ini dimaksudkan untuk memperingatkan manusia agar tidak melebihi titik dalam sistem alami bumi.

“Jika titik kritis ini terlampaui, maka akan menimbulkan konsekuensi yang tidak dapat diubah dan menjadi bencana besar bagi miliaran orang di bumi dan generasi mendatang,” kata laporan tersebut.

Sakschewski mengatakan sembilan batas planet itu “saling berhubungan” sehingga gangguan terhadap batas-batas penting dapat mengganggu kestabilan seluruh sistem kehidupan di Bumi.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *