JAKARTA – Kecerdasan buatan (AI) mempunyai potensi besar dalam meningkatkan deteksi dini malabsorpsi, terutama melalui analisis data medis. Hal inilah yang terungkap dalam penelitian terbaru para ahli medis
PhD. Jessica Christanti, peserta program Radiologi FK UPH SP-1, menerbitkan penelitian bertajuk “Peran kecerdasan buatan dalam mengidentifikasi karakteristik intususepsi pada populasi anak: tinjauan sistematik dan meta-analisis.”
“Saya bangga bisa menyumbangkan hasil penelitiannya yang diharapkan kedepannya dapat bermanfaat bagi banyak orang, khususnya pasien anak yang membutuhkan,” ujarnya.
Ia mendorong para profesional medis untuk berpartisipasi aktif dalam kompetisi di Israel dan luar negeri untuk meningkatkan partisipasi Indonesia dalam komunitas ilmiah global.
Ia menambahkan: “Menghadiri konferensi seperti ini merupakan langkah penting dalam menyerap pengetahuan dan terobosan baru yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat luas.”
Kecerdasan buatan dapat memproses gambar USG, CT atau X-ray dengan kecepatan tinggi dan akurasi yang jauh melampaui kemampuan manusia.
Kecerdasan buatan dilatih untuk mengidentifikasi pola karakteristik gangguan pencernaan, seperti “target landmark” pada USG, yang seringkali sulit dideteksi oleh mata manusia, terutama pada tahap awal penyakit.