BEIJING – China dilaporkan sedang mengembangkan radar berbiaya rendah yang mampu mendeteksi dan melacak F-22 Raptor Amerika Serikat (AS), salah satu pesawat tempur tercanggih di dunia.
Para peneliti yang terlibat dalam proses pengembangan mengatakan kepada South China Morning Post (SMCP) bahwa radar baru ini bergantung pada antena penerima tunggal, yang mudah dibuat dan murah untuk digunakan.
Ia juga menggunakan sistem satelit navigasi Beidou milik Beijing untuk melacak aset musuh dengan lebih baik.
Selain itu, radar murah tidak menghasilkan sinyal, sehingga mengungkapkan lokasinya dan mengurangi risiko dicegat oleh musuh.
Para pengembang mengatakan mereka baru-baru ini menguji sistem tersebut terhadap target yang disamarkan F-22, menunjukkan kemampuannya untuk mendeteksi pola manipulasi yang disebabkan oleh pesawat tempur siluman.
F-22 milik Lockheed Martin dikenal karena kemampuannya menghindari radar dan pertahanan udara berkat kemampuan silumannya yang unggul.
Pola pantulan yang dihasilkan seringkali lemah, terutama bila terhalang oleh bangunan dan pepohonan, yang merupakan tantangan besar bagi radar.
Untuk mengatasi hal ini, para ilmuwan Tiongkok mengklaim telah menggunakan teknik “deteksi buta” baru yang memungkinkan deteksi sinyal individu bahkan ketika ada gangguan.
Radar tersebut mencakup algoritma canggih yang dikembangkan oleh para ilmuwan Yugoslavia untuk mendeteksi gelombang siklik yang tersembunyi dalam sinyal listrik.
Selain itu, sistem dapat dilaporkan ke Global Positioning System, GLONASS Rusia, atau Galileo Eropa untuk mengubah pita frekuensi, sehingga pengoperasian tidak akan terganggu jika BeiDou dihancurkan.
Berdasarkan laporan SCMP, Selasa (22/10/2024) jika klaim tersebut benar, radar baru China juga bisa digunakan untuk mendeteksi pesawat curian lainnya seperti F-35.