Kabar Baik untuk Penderita Kanker, Indonesia Kini Miliki Teknologi Deteksi Dini

Kabar Baik untuk Penderita Kanker, Indonesia Kini Miliki Teknologi Deteksi Dini

JAKARTA – Kerjasama PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui PT Forsta Kalmedic Global (Forsta) dan GE HealthCare akhirnya perlahan tapi pasti bisa menyediakan mesin CT (computed tomography scan) di daerah tersebut.

Hal ini bertepatan dengan upaya peningkatan kemandirian penggunaan alat kesehatan dalam negeri untuk mengurangi jumlah pasien kanker yang berobat ke luar negeri, yang coba diperkuat oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat Indonesia.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan upaya membangun ekosistem radiofarmasi nasional yang dilakukan Kalbe Farma dengan menyediakan PET scan dan CT scan dapat mengurangi jumlah masyarakat yang berobat ke luar negeri.

Pria kelahiran Bogor, Mei 1964 ini mengatakan, alasan orang berobat ke luar negeri untuk berobat kanker adalah karena sulitnya menemuinya di Indonesia karena minimnya rumah sakit yang menyediakan program tersebut.

Ia menyoroti layanan PET scan di Malaysia yang menyediakan layanan tersebut sebanyak 20 rumah sakit, sedangkan di Singapura terdapat 17 rumah sakit yang menyediakannya. Untuk Indonesia, kata dia, rumah sakit yang memiliki layanan ini baru ada tiga, dan semuanya hanya ada di Jakarta. Dengan jumlah penduduk 280 juta jiwa dan hanya ada tiga penyedia layanan, kata Bud, antrean bisa memakan waktu berminggu-minggu.

Oleh karena itu, kata dia, produksi alat kesehatan tersebut menjadi penting karena kanker merupakan penyakit yang diprioritaskan pemerintah karena banyak memakan korban jiwa.

“Saya bersyukur atas apa yang dilakukan Kalbe Pharma dalam memberikan layanan radiostop ketika orang tua saya meninggal karena kanker, ibu sepupu saya dan putrinya didiagnosis mengidap kanker pada keponakannya, dan ini berarti pasien kanker dapat disembuhkan dengan cepat,” kata Budi Gunadi. . Sadikin usai memaparkan fasilitas produksi radioisotop Kalbe Farma Jakarta di kawasan Pulomas kepada SINDOnews baru-baru ini.

Ia juga menyebutkan rencananya untuk menyediakan lebih banyak PET scan dan berharap Indonesia memiliki 21 PET scan pada akhir tahun 2025. “Sekarang kami ingin membeli 18 lagi dan akan ada di 16 kota di pulau-pulau utama Indonesia,” ujarnya.

Bud sangat mengapresiasi upaya Kalbe Farma dalam memproduksi mesin tersebut yang diyakini mampu mempercepat pemenuhan kebutuhan alat kesehatan nasional. Kanker merupakan penyebab kematian kedua di dunia. Sekitar 70% kematian ini terjadi di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, termasuk Indonesia.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui International Agency for Research on Cancer (IARC) merilis informasi beban penyakit kanker di Indonesia pada tahun 2022 mencapai 408.661 kasus baru. kasus. dengan angka kematian sebesar 242.988 jiwa. Oleh karena itu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran nuklir telah memberikan harapan baru bagi pasien kanker.

Terapi radiofarmasi adalah cara baru dan inovatif untuk mengobati kanker. “Radiofarmasi digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk diagnostik, tes fungsi organ, dan aplikasi terapeutik dan paliatif untuk meningkatkan kualitas hidup pasien,” kata Ketua Dewan Medis Dunia.

Taruna menambahkan, kebutuhan radiofarmasi terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah pasien kanker. Namun tantangan yang dihadapi saat ini adalah kapasitas produksi radiofarmasi belum mencukupi kebutuhan nasional.

Hal ini menyebabkan pasien menunggu lebih lama untuk pemeriksaan dan pengobatan kanker. Selain itu, radiofarmasi yang digunakan sebagian besar masih diimpor.

Sementara itu, Direktur Utama Kalbe Farma Irawati Setiady mengatakan, bersama GE HealthCare, pihaknya akan menyediakan mesin PET scan dan CT di wilayah tersebut untuk meningkatkan kemandirian alat kesehatan nasional, sejalan dengan rencana reformasi kesehatan pemerintah. .

“Kalbe mendukung penuh upaya transformasi ini dengan membangun fasilitas produksi radioisotop dan radiofarmasi,” kata Ira.

Ia berharap inisiatif ini dapat memperluas akses pengobatan kanker yang komprehensif di masyarakat.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *