JAKARTA – Apple Vision Pro dipuji sebagai terobosan dalam komputasi spasial, namun kurang diterima pasar.
Alhasil, Apple sempat memangkas produksi Vision Pro beberapa bulan lalu karena tak laku. Faktanya, mereka mungkin menghentikan produksi versi terbaru dari headset realitas campuran ini pada akhir tahun.
Laporan The Information menyebutkan pemotongan tersebut didasarkan pada informasi yang diberikan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan komponen Vision Pro.
Terlalu mahal dan terlalu banyak pesaing. Hal ini disebabkan oleh harga perangkat yang sangat tinggi, serta persaingan dari opsi yang lebih murah, seperti Meta Platforms’ Quest.
Di Amerika Serikat, Vision Pro dibanderol sekitar $3.500 (sekitar Rp55 juta), sedangkan Meta Quest 3 hanya dibanderol sekitar $500 (sekitar Rp7,8 juta).
Menurut The Information, karyawan di tiga pemasok suku cadang Vision Pro telah memproduksi suku cadang yang cukup untuk memproduksi 500.000 hingga 600.000 headphone.
Seorang anggota staf mengatakan pabrik mereka berhenti memproduksi komponen Vision Pro pada bulan Mei.
Dalam beberapa minggu terakhir, Apple juga mengatakan kepada Luxshare Precision, perusahaan China yang merakit Vision Pro, bahwa mereka mungkin harus menghentikan produksinya pada bulan November.
Seorang karyawan di Luxshare Precision mengatakan mereka saat ini hanya memproduksi sekitar 1.000 perangkat Vision Pro per hari, setengah dari produksi puncaknya.
Permintaan meningkat, produksi dihentikan.
Menurut laporan, beberapa pabrik telah menghentikan produksi komponen Vision Pro mulai Mei 2024 karena lemahnya perkiraan penjualan Apple. Gudang masih penuh dengan puluhan ribu suku cadang yang belum dikirim.
Apple juga dilaporkan menunda pengembangan Vision Pro generasi kedua setidaknya satu tahun.
Fokusnya kini beralih pada pengembangan headphone yang lebih terjangkau dengan fitur yang lebih sedikit.
Menariknya, Apple telah memberi tahu pemasoknya bahwa mereka harus bersiap memproduksi 4 juta unit headphone versi lebih murah selama “siklus hidup” produk tersebut. Jumlah tersebut merupakan setengah dari target produksi Vision Pro sebelumnya, yang menunjukkan ekspektasi penjualan yang lebih rendah untuk headset yang lebih murah.
Meskipun produksi Vision Pro generasi kedua telah dihentikan, terdapat indikasi bahwa Apple mungkin merilis “pembaruan bertahap” pada produk tersebut dengan perubahan terbatas pada desain fisiknya, seperti peningkatan chip.
Hal ini memungkinkan Apple untuk menggunakan komponen berlebihan yang sudah ada dalam rantai pasokannya.
Dengan lemahnya permintaan dan harga yang terlalu tinggi, Apple kini berada di persimpangan jalan. Masa depan Vision Pro masih belum jelas, dan upaya untuk mengembangkan versi yang lebih terjangkau dapat menentukan nasib lini produk di masa depan.