Keju Tertua di Dunia Ditemukan di China, Dioleskan ke Mumi Berusia 3.600 Tahun

Keju Tertua di Dunia Ditemukan di China, Dioleskan ke Mumi Berusia 3.600 Tahun

JAKARTA – Misteri mumi Tiongkok berusia 3.600 tahun yang ditutupi bahan putih di bagian kepala dan lehernya akhirnya terkuak. Benda misterius ini ternyata merupakan keju tertua di dunia. Namun, masih belum diketahui alasan mumi ini ditaburi keju.

Kesimpulan ini muncul setelah para ilmuwan melakukan tes DNA hampir dua dekade lalu terhadap beberapa mumi yang ditemukan di situs pemakaman Xiaohe di Lembah Tarim, Tiongkok Barat Laut. Hasil tes DNA mengungkapkan bahwa zat tersebut adalah keju kefir, keju lunak probiotik yang dibuat ribuan tahun lalu dari keju sapi dan kambing.

Sebuah penelitian yang diterbitkan Kamis (26/9/2024) di jurnal Cell melaporkan bahwa keju mengandung beberapa jenis bakteri dan jamur, termasuk Lactobacillus kefiranofaciens dan Pichia kudriavzevii, yang keduanya ditemukan pada biji kefir modern. Biji-bijian ini merupakan kultur simbiosis dari campuran bakteri dan ragi yang memfermentasi susu menjadi keju.

“Ini adalah sampel keju tertua yang pernah ditemukan di dunia,” kata pemimpin penulis studi Qiaomei Fu, ahli paleontologi di Institut Paleontologi Vertebrata dan Paleoantropologi di Akademi Ilmu Pengetahuan China di Beijing, dalam sebuah pernyataan.

“Sangat sulit untuk mengawetkan makanan seperti keju selama ribuan tahun, jadi ini adalah kesempatan yang langka dan langka.”

Sebuah studi rinci tentang keju kuno dapat membantu lebih memahami pola makan dan budaya nenek moyang manusia, tambah Fu.

Para peneliti juga menemukan bahwa biji-bijian L. kefiranofacians berkerabat dekat dengan biji-bijian serupa di Tibet. Dengan mengurutkan genom bakteri, para ilmuwan dapat melacak bagaimana bakteri probiotik berevolusi selama 3.600 tahun terakhir.

“Pengamatan kami menunjukkan bahwa budaya kefir telah dipertahankan di wilayah Xinjiang di barat laut Tiongkok sejak Zaman Perunggu,” kata Fu.

Dengan temuan ini, para ilmuwan dapat melacak bagaimana bakteri berevolusi selama 3.000 tahun. “Selain itu, dengan meneliti produk susu, kita mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan manusia purba dan interaksinya dengan dunia,” ujarnya.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *