RADIO NEWS Apakah Indonesia Dapat Terseret Perang Dunia III? Ini Penjelasannya

RADIO NEWS Apakah Indonesia Dapat Terseret Perang Dunia III? Ini Penjelasannya

JAKARTA – Mungkinkah Indonesia terseret ke dalam Perang Dunia III? Jawabannya mungkin iya, meskipun potensinya sangat kecil, atau mungkin tidak bisa atau bahkan tidak mungkin.

Saat ini terdapat lima krisis internasional yang dapat memicu Perang Dunia III.

Kelima krisis tersebut adalah krisis Timur Tengah (yang melibatkan Israel dan Iran), krisis Ukraina (yang melibatkan Rusia dan Ukraina), krisis Laut Cina Selatan (yang melibatkan Tiongkok dan Filipina), krisis Selat Taiwan (yang melibatkan Tiongkok dan Taiwan), dan krisis yang melibatkan Tiongkok dan Taiwan. krisis di Selat Taiwan (melibatkan Tiongkok dan Taiwan) krisis di Semenanjung Korea (melibatkan Korea Selatan dan Korea Utara).

Dari kelima krisis tersebut, potensi Indonesia untuk terseret ke dalam konflik global sangat kecil bahkan tidak mungkin terjadi.

Apa itu Perang Dunia III?

Perang Dunia III mengacu pada kemungkinan konflik berskala besar yang melibatkan banyak negara di dunia, mirip dengan Perang Dunia I dan II.

Meskipun perang besar seperti itu belum terjadi, istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan kekhawatiran mengenai konflik global yang dapat melibatkan aliansi militer dan mempunyai dampak luas terhadap stabilitas politik, ekonomi, dan sosial.

Ciri khas Perang Dunia III adalah konflik yang muncul tidak hanya terbatas pada satu wilayah saja, melainkan akan melibatkan berbagai negara dari berbagai belahan dunia. Oleh karena itu, peralatan tempur yang digunakan akan mencakup teknologi militer canggih, termasuk senjata nuklir, sibernetika, dan drone.

Penyebab konflik global bisa bermacam-macam, mulai dari ideologi, ekonomi, persaingan sumber daya, hingga masalah teritorial.

Potensi Indonesia terseret ke dalam Perang Dunia III

Meski potensinya sangat kecil, Indonesia dengan letak geostrategisnya yang penting di Asia Tenggara juga bisa terkena dampak konflik global seperti Perang Dunia III.

Namun kemungkinan Indonesia terlibat langsung dalam perang besar tersebut relatif kecil dibandingkan negara adidaya atau negara yang berada di garis depan konflik.

Di antara lima krisis internasional yang terjadi saat ini, konflik di Laut Cina Selatan mungkin berdampak pada Indonesia.

Krisis di Laut Cina Selatan belakangan ini semakin meningkat akibat sengketa wilayah antara Tiongkok dan Filipina, termasuk dalam beberapa kesempatan antara Penjaga Pantai kedua negara.

Krisis ini semakin meningkat ketika Amerika Serikat memberi isyarat akan membela Filipina sebagai sekutu dalam perjanjian keamanan tersebut. Sistem rudal jarak jauh Typhon AS awalnya dikerahkan ke Filipina untuk latihan militer gabungan. Namun, sistem tersebut tidak ditarik oleh Amerika Serikat, sehingga membuat marah Tiongkok.

Indonesia tidak terlibat dalam sengketa wilayah di Laut Cina Selatan. Namun pernah berbenturan dengan China karena klaim Beijing atas hampir seluruh Laut China Selatan juga berdampak pada perairan Natuna di Indonesia bagian utara.

Jika konflik antar negara besar di kawasan Laut Cina Selatan semakin intensif, Indonesia bisa terseret ke dalam perselisihan jika terjadi gangguan di kawasan Natuna Utara, meski potensi keterlibatan “Indonesia sangat kecil”.

“Jika ketegangan ini meningkat menjadi konflik terbuka, Indonesia bisa berada dalam situasi yang tidak diinginkan,” kata analis keamanan maritim Nursultan M. Rasyid dalam Journal of Maritime Affairs.

Alasan Indonesia Tidak Bisa Terseret ke Perang Dunia III

Kebijakan netralitas

Indonesia terus menjalankan politik luar negeri yang bebas dan aktif. Artinya, Indonesia tidak berafiliasi dengan blok militer mana pun dan berupaya menjaga hubungan baik dengan semua negara. Hingga saat ini, Indonesia juga merupakan bagian dari Gerakan Non-Blok.

Potensi ekonomi

Indonesia mempunyai potensi ekonomi yang besar dan menjadi pasar yang menarik bagi banyak negara. Perang besar akan merugikan perekonomian global dan berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia mempunyai insentif yang kuat untuk menghindari konflik.

Kekuatan militer

Meski militer Indonesia terus berkembang, namun kekuatan militer Indonesia masih jauh di bawah negara adidaya. Hal ini membuat Indonesia tidak bisa berpartisipasi dalam konflik berskala besar. Selain itu, doktrin militer Indonesia bersifat defensif, artinya penggunaan kekuatan hanya untuk pertahanan negara.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *