GARANTALA – Pemerintah Provinsi Garantala mengapresiasi kehadiran PT Biomasa Jaya Abadi (BJA) yang beroperasi di wilayah Pohuwata. Sebagai produsen wood pellet terintegrasi dengan kapasitas produksi berlisensi terbesar di Indonesia.
Sebab BJA memberikan kontribusi nyata bagi kehidupan masyarakat Gorontal dan pemerintah daerah. Hal itu diungkapkan Penjabat Sekretaris Daerah Harian Provinsi Garontala Khandoyo Sugiharta dalam keterangannya, Rabu (16/10/2024).
Menurut dia, hingga tahun 2024, BJA dan mitranya telah menyumbangkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp47,5 miliar. Penyaluran PNBP sebesar 30% untuk pemerintah pusat, 30% untuk Provinsi Garantala, dan 40% untuk Kabupaten Pohuwata.
“Masyarakat Pohuwato seharusnya merasa beruntung memiliki BJA. “Dana bagi hasil yang dihasilkan dapat digunakan untuk kemajuan daerah,” kata Handoyo saat diskusi panel “Pengembangan Gorantal melalui etika lingkungan” yang diadakan Asosiasi Produsen Energi Biomassa (APREBI) di Gorantal.
Handoyo menyoroti dua masalah penting Garantal: kemiskinan dan keterbelakangan. Pada Maret 2024, persentase penduduk miskin di Provinsi Gorontala tercatat sebesar 14,57% dengan jumlah penduduk sangat miskin mencapai 17.410 jiwa.
Meski persentasenya mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, namun Garantala masih masuk dalam 10 provinsi termiskin di Indonesia. Di sisi lain, prevalensi stunting di Gorantal meningkat dari 22% pada tahun 2022 menjadi 26,9% pada tahun 2023.
Handoyo mengatakan Garantal membutuhkan investasi di luar sektor pertanian tradisional untuk mengatasi tantangan tersebut.
“Dengan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) hanya Rp 1,8 triliun dan pendapatan awal daerah (PAD) Rp 500 miliar, kita harus membuka diri terhadap investasi. “Ini bagian dari kebijakan penanggulangan kemiskinan,” kata Handoyo. .
Gorontalo membutuhkan investor untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan perekonomian. Saat ini pertumbuhan ekonomi Gorontalo hanya 4,5%. Hal ini memerlukan peningkatan penciptaan 400.000 lapangan kerja baru untuk setiap peningkatan 1% pertumbuhan ekonomi.
Tanpa investasi, perekonomian Gorantal tidak akan tumbuh. Investasi seperti BJA merupakan sumber pendapatan penting, khususnya bagi masyarakat Pohuwat, kata Handoyo.
Sejauh ini BJA telah menginvestasikan Rp1,4 triliun untuk pembangunan dan pengoperasian pabrik wood pellet dengan kapasitas produksi 900.000 ton per tahun.
Dua mitra BJA, PT Banyan Grow Lestari (BTL) dan PT Inti Global Laksana (IGL), juga telah merealisasikan investasi masing-masing sebesar Rp 237,6 miliar dan Rp 107,2 miliar hingga Juni 2024.
“Keseriusan investasi yang dilakukan BJA, IGL dan BTL menunjukkan komitmen mereka terhadap pengembangan bisnis jangka panjang dan penciptaan lebih dari 1.000 lapangan kerja. “Hal ini berdampak langsung pada pengurangan pengangguran dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Pohuwat,” kata Direktur BJA Burhanuddin.
Pj Bupati Pohuwat Suharsi Igirisa menyatakan dukungannya terhadap investasi di wilayahnya. Ia berharap investor dapat bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan tetap mematuhi seluruh peraturan yang berlaku.
“Dalam kunjungan kami ke Forkopimda, kami melihat kegiatan BJA, IGL dan BTL telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan harapan masyarakat. Ini bukti bahwa perusahaan memenuhi harapan dan legalitas yang ada,” kata Suharsi.