Benarkah Manusia Berasal dari Monyet? Berikut Penjelasan Menurut Sains

Benarkah Manusia Berasal dari Monyet? Berikut Penjelasan Menurut Sains

Jakarta – Benarkah manusia lahir dari kera? Manusia sering disamakan dengan monyet atau cacing, terutama setelah populernya teori evolusi Charles Darwin.

Dalam bukunya yang terkenal On the Origin of Species (1859), Darwin mengemukakan gagasan bahwa semua makhluk hidup saat ini berasal dari nenek moyang yang sama dan berevolusi melalui seleksi alam.

Namun benarkah manusia dilahirkan dari kera? Menurut ilmu pengetahuan, manusia bukanlah keturunan kera, namun manusia dan kera memiliki nenek moyang evolusi yang sama.

Teori evolusi yang pertama kali dikembangkan oleh Charles Darwin menjelaskan bahwa monyet dan kera memiliki jalur evolusi yang berbeda, namun berasal dari nenek moyang yang sama jutaan tahun yang lalu.

Penjelasan ilmiah mengenai evolusi manusia modern (Homo sapiens) dan kera besar, seperti gorila, gorila, dan walrus, merupakan kelompok yang sama yang disebut cacing.

Diperkirakan sekitar 5-7 juta tahun yang lalu, nenek moyang manusia dan nenek moyang monyet banci menyimpang pada jalur evolusi yang berbeda. Akibatnya, manusia modern berevolusi menjadi spesies Homo, sedangkan kera dan gorila berevolusi menjadi spesies kera besar lainnya.

Jika kita melihat perjalanan evolusinya, nenek moyang cacing pertama kali muncul sekitar 55 juta tahun yang lalu. Kemudian, sekitar 25-30 juta tahun lalu, cacing terpecah menjadi kera besar (termasuk manusia) dan monyet.

Kemudian, sekitar 5-7 juta tahun lalu, nenek moyang manusia (Hominidae) terpisah dari kera. Hanya 2 juta tahun yang lalu, Homo habilis muncul di Afrika, diikuti oleh spesies Homo lainnya, termasuk Homo erectus dan Homo neanderthalensis.

Sedangkan manusia modern (Homo sapiens) muncul sekitar 200.000 tahun yang lalu dan menyebar dari Afrika ke seluruh dunia. Penjelasan ilmiahnya adalah bahwa manusia memiliki nenek moyang yang sama dengan monyet.

Meski nenek moyangnya identik, namun terdapat banyak perbedaan antara manusia dan kera. Diantaranya adalah struktur otak, kemampuan berjalan tegak, dan kemampuan sosial budaya.

Akibat kesalahpahaman terhadap teori evolusi, timbul kesalahpahaman bahwa manusia adalah keturunan langsung dari “kera”, padahal evolusi menunjukkan bahwa manusia hanya mempunyai nenek moyang yang sama dengan kera.

Studi genetik mengkonfirmasi bahwa manusia dan monyet penisilin memiliki sekitar 98% kesamaan DNA, yang menunjukkan adanya hubungan erat di antara mereka.

Bagaimanapun, manusia tidak terlahir sebagai kera, melainkan manusia dan kera memiliki nenek moyang yang sama. Perjalanan panjang evolusi telah menyebabkan manusia dan kera berevolusi dengan cara yang berbeda, sehingga menghasilkan spesies dengan kemampuan, kecerdasan, dan karakteristik yang berbeda.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *