SYDNEY – Pada tahun 2014, ketika para ilmuwan melakukan survei akustik Palung Mariana menggunakan kapal selam, mereka memperhatikan beberapa suara aneh.
Sejak tahun 2014, suara misterius terdengar dari Palung Mariana, palung laut dalam. Para ilmuwan akhirnya mengetahui alasannya.
Para ilmuwan yakin suara-suara ini adalah panggilan paus yang dibuat oleh paus Bryde, menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Journal of Marine Science.
Para peneliti mengatakan paus menggunakan panggilan untuk mencari satu sama lain, seperti permainan raksasa Marco Polo.
“Mereka dapat menggunakan biotwang sebagai panggilan kontak, semacam ‘Marco Polo’ lautan,” kata penulis utama Ann Allen, ahli kelautan di Pusat Sains Perikanan Kepulauan Pasifik milik Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA). . sains
Pada tahun 2014, ketika para ilmuwan melakukan survei akustik Palung Mariana menggunakan kapal selam, mereka mendengar suara-suara aneh datang dari daerah tersebut.
Palung terdalam di dunia terletak lebih dari 1.500 mil (2.400 kilometer) di selatan Jepang, dengan kedalaman maksimum 35.876 kaki (10.935 meter).
Paus mengeluarkan dua jenis suara senandung berbeda yang awalnya membingungkan para ilmuwan yang mencoba menguraikan asal usul mereka. Yang pertama adalah suara rendah dan sedih yang bergema di kedalaman.
Yang lainnya adalah suara logam bernada tinggi yang menurut para peneliti mirip dengan suara yang dibuat oleh pesawat luar angkasa di Star Trek dan Star Wars.
Pada tahun 2016, paus balin berukuran besar seperti paus biru atau paus bungkuk diduga menjadi sumber kebisingan biotwang. Namun, suara-suara ini tidak sesuai dengan suara paus yang diketahui.
Namun, sebuah penelitian baru yang diterbitkan pada 18 September mengonfirmasi bahwa suara tersebut berasal dari paus Bryde. Alat kecerdasan buatan (AI) baru ini selesai dibangun setelah menganalisis 200.000 jam rekaman audio berbagai suara laut.
Fakta menarik lainnya yang ditemukan penelitian ini adalah suara Biotwang hanya terdengar di Pacific Northwest.
Paus Bryde tidak terbatas pada wilayah ini saja, hal ini menunjukkan bahwa hanya terdapat sedikit populasi paus Bryde.
Paus Bryde menjadi curiga saat melihatnya berenang di dekat Kepulauan Mariana. Di antara mereka, dia merekam sembilan suara berbeda.
“Sekali, itu kebetulan. Dua kali kebetulan. Sembilan kali, itu pasti kucing Bryde,” kata Allen kepada Scientific American.
Benar saja, tim menelusuri asal usul suara-suara tersebut hingga pola migrasi paus. AI telah digunakan dalam beberapa tahun terakhir untuk menganalisis rekaman audio dari stasiun pemantauan di dan sekitar Kepulauan Mariana.