TOKYO – Toyota Motor akan memasang sistem gigacasting berukuran besar di pabriknya di Jepang awal tahun ini. Hal ini merupakan upaya untuk menekan biaya pembuatan mobil listrik dengan menggunakan metode yang dikembangkan Tesla.
Pabrik tersebut berlokasi di fasilitas produksi di Prefektur Aichi, dan mesin tersebut akan menjadi salah satu yang terbesar di Jepang.
Mesin ini akan mampu menghasilkan gaya putus sebesar 9.000 ton dan mesin Gigacasting biasanya menggunakan gaya henti minimal 6.000 ton.
Seperti dilansir Reuters, gigacasting melibatkan produksi modul otomotif berukuran besar dengan menggabungkan berbagai komponen dengan paduan aluminium cair yang dimasukkan ke pembangkit listrik.
Dengan menggabungkan berbagai komponen dalam satu langkah, produsen kendaraan listrik dapat mengurangi jumlah kendaraan dan meningkatkan efisiensi produksi.
Semakin tinggi tekanannya, semakin besar potongan yang dapat dihasilkan mesin tersebut.
Perusahaan Jepang Ube Machinery adalah produsen besar peralatan gigacasting.
Alat tersebut berukuran lebar 10 meter, panjang 22 meter, dan tinggi sekitar 7 meter, seukuran lapangan tenis.
Toyota berencana memulai gigacast dengan LF-ZC, mobil listrik generasi berikutnya yang akan diluncurkan pada tahun 2026 dengan merek Lexus.
Bodinya terbagi menjadi depan, tengah dan belakang, depan dan belakang akan menggunakan sistem gigacasting.
Pada pengujian prototype, bagian belakang yang membutuhkan 86 bagian dan 33 saluran dibuat modul dalam satu saluran.
Kami percaya bahwa sistem gigacasting dapat digunakan untuk membuat prototipe komponen kendaraan listrik dibandingkan produksi massal.
Toyota akan menyelidiki apakah teknologi ini menyebabkan pengurangan suku cadang dan metode, seperti mobil listrik ringan.
Lebih dari 10 perusahaan menggunakan gigacasting, sebagian besar berada di AS, Eropa, dan Tiongkok.
Tesla menggunakan gigapress dengan tekanan berkisar antara 6.000 ton hingga 9.000 ton.
Honda Motor telah memasang mesin gigacasting seberat 6.000 ton di fasilitas penelitian dan pengembangannya di Prefektur Tochigi sebagai persiapan untuk produksi massal.
Nissan Motor berencana meluncurkan mesin berbobot 6.000 ton pada tahun 2027, dengan tujuan mengurangi bobot komponen sebesar 20%.
Toyota ingin menginvestasikan uang dari bisnis mobil hybridnya yang menguntungkan untuk mengembangkan mobil listrik dan mengikuti persaingan global.