KISAH Mahapatih Gajah Mada memang selalu menarik untuk disimak kembali. Gaja Mada konon mempunyai kesaktian yang mampu menciptakan kabut tebal sehingga membutakan musuh yang ingin menyerang Kerajaan Majapahit.
Mahapatih Gajah Mada tidak hanya dikenal sebagai pemimpin yang kuat namun juga memiliki kesaktian yang luar biasa. Salah satu kesaktiannya yang melegenda adalah kesaktian “Kabu Sakti” yang konon mampu memanggil kabut tebal untuk melindungi Majapahit dari musuh.
Kisah ini bermula di Trowulan, wilayah yang menjadi pusat pemerintahan Majapahit. Dalam buku Kakawin Nagarakretagama karya Empu Prapanca, Trowulan kerap diselimuti kabut.
Namun, ini bukanlah kabut biasa. Kabut ini konon merupakan hasil mantra magis yang digunakan oleh Gajah Mada. Kabut ini muncul setiap kali Majapahit dalam bahaya. Saat fajar menyingsing, kabut akan tebal sehingga mengaburkan pandangan musuh.
Mata penyerang akan dibutakan, terjebak dalam kebingungan, sehingga tidak dapat melihat Majapahit. Dalam kondisi seperti itu, pasukan Bhayangkara yang dipimpin oleh Gajah Mada dapat menyerang musuh dengan mudah tanpa perlu khawatir akan adanya serangan balik.
Kabut ajaib ini menjadi bagian penting dalam sejarah Majapahit, terutama saat terjadi Pemberontakan Ra Kuti pada tahun 1319. Ra Kuti yang pernah merebut tahta Raja Jayanegara mampu menguasai istana dengan bantuan sekutunya, Ra Yuyu dan Ra Tanca. .
Saat pemberontakan terjadi, kabut misterius menyelimuti seluruh Majapahit. Bahkan Gajah Mada yang terkenal dengan kesaktiannya di dalam kabut pun tidak mampu menembus kabut tersebut.
Kabut yang menyelimuti Majapahit saat itu diyakini bukan berasal dari Gajah Mada, melainkan dari Gunung Arjuno dan Gunung Anjasmoro oleh kekuatan jahat pendukung Ra Kuti.
Kabut ini membuat pasukan kerajaan terpecah belah dan tidak bisa berkoordinasi sehingga Jayanegara terpaksa mengungsi bersama keluarganya ke desa Bedander. Namun Gajah Mada tidak tinggal diam.
Meski kabut mengaburkan pandangannya, ia berhasil menggalang pasukan Bhayangkara yang masih setia kepada Jayanegara. Dengan menggunakan taktik jenius dan kesaktian lainnya, Gajah Mada membalas serangan Ra Kuti.
Dia memanggil pasukan dari Bali dan membunuh Singa Parapen, kepala mata-mata Ra Kuti. Pertempuran sengit terjadi di bawah kabut tebal yang menyelimuti Majapahit. Di tengah pertarungan, Gajah Mada teringat akan Sakti Kabut Ajian.
Alhasil, ia justru berhasil menembus barisan musuh saat itu. Melihat musuh yang terjebak dalam kabut ciptaan Gajah Mada semakin membingungkan, tentara Majapahit pun mampu menyerang dengan lebih leluasa.
Akhirnya Ra Kuti berhasil dikalahkan dan Jayanegara kembali menduduki tahta Majapahit. Kabut tebal berangsur-angsur hilang meninggalkan kejayaan Majapahit di bawah Jayanegara yang didukung oleh Mahapatih Gajah Mada.
Dengan demikian, himne Kabut Sakti menjadi legenda dalam sejarah Majapahit, menjadi saksi kearifan dan kesaktian Mahapatih Gajah Mada dalam melindungi Kerajaan Majapahit penguasa nusantara.