Kerajaan Kahuripan dibawah pimpinan Raja Airlangga mempunyai hubungan baik dengan Soda. Saat itu, kedua kerajaan ini menjadi bagian dari perwakilan dua wilayah Pulau Jawa, yakni barat dan timur.
Keberadaan Kerajaan Sunda dapat ditemukan dalam sejarah, baik dalam sastra maupun sastra kuno. Sayangnya, beberapa naskah di Jawa Barat tidak menyebutkan secara jelas nama kerajaan tersebut.
Naskah tertua yang menyebutkan namanya adalah naskah Rakryan Juru Pangambat bernomor 932 (854 Śaka) yang ditemukan di desa Kebon Kopi, Bogor. Teks ini dalam bahasa Melayu Kuno.
Naskah lain yang menyebutkan penelitiannya adalah naskah Sang Hyang Tapak I tahun 1030 (952 Saka), naskah Sang Hyang Tapak II tahun 1030 (952 Saka) dan naskah Horren dari Jawa Timur.
Dari “Biografi Airlangga Raja Pembaru Jawa Abad XI”, teks terakhir ini menarik, karena diyakini berasal dari kerajaan Airlangga dan berbicara tentang Satru Sunda atau musuh Soda.
Selain teks, banyak teks sastra juga memberikan informasi tentang keberadaan orang Sudan, antara lain Carita Parahiyangan akhir abad ke-16 dan naskah Kanda ng Karesiana tahun 1518 (1140 Cat).
Setelah teks pertama yang menyebutkan kata sonda muncul, belum ditemukan teks lain yang menyebutkan posisi sonda. Saat itulah ditemukan naskah Sang Hyang Tapak.
Sebuah naskah kuno Jawa ditemukan di Sukabumi. Nama raja yang berkuasa adalah Maharaja Sri Jayabhupati Jayamanahen Wisnumurtti Samarawijaya Sakalabhuwanamandaleswaranind Gowardhana Wikramottunggadewa dan nama wilayahnya adalah Parhajyan Sunda.
Kesamaan gelar yang dipegang oleh Raja Jayabhupati dan Raja Airlangga, kesamaan bahasa dan aksara serta fakta bahwa mereka memerintah pada tahun yang sama, menimbulkan perbedaan pendapat di kalangan orang pintar.
Ada ahli sejarah yang berpendapat bahwa Raja Jayabhupati adalah bawahan Raja Airlangga karena banyak kesamaan di antara keduanya, namun ada juga ulama yang berpendapat justru sebaliknya, karena nama Jayabhupati diartikan sebagai peringatan kekalahan dia. musuh yang hebat.
Ketika Jayabhupati dan Airlangga memerintah bersama, Airlangga menjadi musuh utama yang dimaksud.
Dilihat dari bahasa dan isi teksnya, harus diterima adanya hubungan antara Sunda dan Jawa Timur pada masa itu, namun tidak dapat dijelaskan hubungan seperti apa.
Hubungan tersebut bisa antar negara yang menerima kekuasaan Airlangga, atau antara pemerintah kolonial dengan pemerintah kolonial.
Sebagaimana diketahui, sejak awal pemerintahannya, Airlangga banyak melakukan peperangan untuk menaklukkan negeri-negeri disekitarnya, yaitu pada tahun 1037 (959 Saka).
Namun tidak ada seorangpun yang menyebut nama Parhajyan Sunda sebagai negara taklukan meskipun tulisan-tulisan Airlangga selalu mencatat peristiwa dan pertempuran yang mereka lakukan.
Apalagi jika Sunda merupakan wilayah yang ditaklukkan oleh Raja Airlangga, maka dipastikan Sunda akan terkena dampak dari peristiwa di negara yang dipimpin oleh Raja Airlangga, seperti yang ditemukan oleh Airlangga wilayah Bali.