JAKARTA – Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bekasi Abdul Haris Babiho (Ridho) masih menjadi kandidat teratas pada pemilukada. Temuan Tim Investigasi Indonesia (PSI) kali ini mencerminkan hal tersebut.
Survei PSI dilakukan untuk menilai peta hak pilih masyarakat di Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat, jelang Pilkada 2024. Survei yang dilakukan pada 11-19 Oktober 2024 itu bertujuan untuk mengetahui preferensi tiga pasangan calon. Calon walikota dan wakil walikota bersaing.
Survei ini menyasar warga Kota Bekasi yang telah mempunyai hak pilih, yakni mereka yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah pada saat survei dilakukan. Pada saat yang sama, metode multi-stage random sampling digunakan untuk pengambilan sampel, dan ukuran sampel dari metode random sampling adalah 1.400 responden.
Pada saat yang sama, margin kesalahan untuk ukuran sampel ini adalah sekitar 2,62% pada tingkat kepercayaan 95%. Responden terpilih diwawancarai secara tatap muka oleh pewawancara terlatih untuk menjamin keakuratan dan kualitas data yang diperoleh.
Hasil survei menunjukkan pasangan calon ketiga, Tri Adhiianto dan Harris Bobihoe, memperoleh perolehan suara tertinggi pada simulasi pertanyaan terbuka, yakni 42,2%. Terdakwa,” kata Direktur Eksekutif Investigasi Indonesia Mahendra Zaini dalam keterangannya, Rabu (23 Oktober 204).
Kombinasi kandidat peringkat kedua, Nomor 1 Harry Kosvara dan Shulihin, memperoleh 30,7% suara. Lalu, pasangan kedua Uu Saeful Mikdar dan Nurul Sumarheni hanya mendapat 2,9%. Dalam simulasi pemungutan suara, responden diminta menjawab pertanyaan kunci: “Saat mereka tiba di tempat pemungutan suara dan masuk ke bilik suara, calon mana yang akan mereka pilih?”
Hasilnya, duet Tri Adhiianto dan Harris Bobihoe meraih 53,8% suara. Lalu, kombinasi Heri Koswara dan Sholihin sebesar 37,2%, sedangkan kombinasi Uu Saeful Mikdar dan Nurul Sumarheni hanya 4,7%.
Survei tersebut juga mengungkap beberapa temuan menarik. Opini masyarakat terhadap kinerja Tri Adhiianto sebagai mantan wakil wali kota dan wali kota Kota Bekasi menunjukkan tren positif.
“Sebanyak 78,4 persen responden merespons positif kinerjanya, yang jelas merupakan keuntungan politik baik bagi Triadianto maupun Harris Bobio,” kata Zani.
Diungkapkannya, hasil survei menunjukkan kinerja Tri Adhianto dalam menjalin kerukunan umat beragama dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pelayanan publik dinilai berhasil dan diapresiasi oleh masyarakat Kota Bekasi.
Oleh karena itu, Zaini menilai hal tersebut menjadi landasan kokoh bagi pencalonannya. Ia menambahkan, banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan seorang kandidat dalam pilkada, antara lain popularitas, kompetensi, akseptabilitas, dan elektabilitas.
Di antara keempat faktor tersebut, paslon nomor 3, Tri Adhiianto dan Harris Bobihoe, menunjukkan keunggulan signifikan dibandingkan dua paslon lainnya. Popularitas pasangan ini mencapai 84,5%, jauh lebih tinggi dibandingkan pasangan Heri Koswara dan Sholihin yang meraih 52,8%, serta pasangan terbawah Uu Saeful Mikdar dan Nurul Sumarheni sebesar 29,2%.
Dari segi penerimaan masyarakat, kombinasi Terry Adhianto dan Harris Bobihoe juga mendominasi dengan 87,9 persen. Kombinasi Heri Koswara dan Sholihin berada di urutan kedua dengan 50,1 persen, sedangkan kombinasi Uu Saeful Mikdar dan Nurul Sumarheni hanya 20,3 persen. “ucap Zaini.
Ia mengungkapkan, survei tersebut juga menunjukkan masyarakat Kota Bekasi memiliki partisipasi politik yang tinggi, dimana 82,1% responden menyatakan akan memilih pada hari pemilu. Selain itu, sebanyak 80,1% responden mengetahui akan adanya Pilkada Kota Bekasi, hal ini mencerminkan kesadaran politik warga yang baik, kata Zani.
Survei tersebut juga mencatat penilaian terhadap kinerja Tri Adhianto sebagai wakil wali kota dan Wali Kota Bekasi saat ini, “survei menemukan 48,5% menyatakan kinerja sangat baik/baik, 37,7% menyatakan kinerja sangat baik/baik, dan 11,2% menyatakan kinerja sangat baik/baik, dan 11,2% menyatakan kinerja sangat baik/baik. % kinerja sangat baik/baik. Buruk, 2,6% responden menyatakan tidak tahu/tidak tahu tidak menjawab,” kata Zaini.
Sementara itu, pengamat politik dan ekonomi Dedi Rohman menilai penilaian terhadap kinerja Tri Adhianto sebagai wakil wali kota dan wali kota Bekasi didasarkan pada data atau fakta nyata. Banyak pencapaian positif yang diraih selama kepemimpinan Triadianto, mulai dari indeks pembangunan manusia dan penurunan angka kemiskinan hingga pembangunan infrastruktur di bidang pendidikan dan kesehatan, kata Dedi.
Dedi mengatakan, indeks pembangunan manusia Kota Bekasi meningkat menjadi 83,06 poin dan laju pertumbuhan ekonomi pasca Covid-19 meningkat menjadi 4,96%. Kemudian, tingkat inflasi turun menjadi 3,14% pada Januari-Desember 2023, dan tingkat pengangguran terbuka turun menjadi 7,90% pada tahun 2023.
Kemudian, dengan angka kemiskinan yang turun menjadi 4,10 persen, Kota Bekasi akan memiliki 315 SDN dan 62 SMPN pada tahun 2023. Selain itu, target tahun 2026 adalah memiliki satu gedung SMPN di setiap divisi, ”ujarnya.
Ia mengatakan, Kota Bekasi memiliki empat rumah sakit tingkat D dan 53 puskesmas, dengan tingkat cakupan kesehatan semesta (UHC) sebesar 100%. “Kota Bekasi berkembang pesat dan berbagai pembangunan infrastruktur telah memudahkan pergerakan warga,” tambahnya.
Oleh karena itu, Dedi berharap hasil survei ini dapat memberikan pemahaman yang jelas mengenai dinamika politik di Dermaga Wakot Bekasi dan memberikan pertimbangan bagi seluruh pihak yang terlibat dalam proses pemilu.