Lestarikan Budaya, Jaro Ade Bakal Tanami Lahan Bekas Tambang dengan Pohon Bambu

Lestarikan Budaya, Jaro Ade Bakal Tanami Lahan Bekas Tambang dengan Pohon Bambu

JAKARTA – Calon wakil bupati (Kawabup) Bogor Adi Ruhandi dan Jaro Adi menanam pohon bambu di area pertambangan. Hal ini sebagai upaya melestarikan budaya Sunda.

Proyek ini terinspirasi dari Yayasan Rumah Bambu Aki Jatnika di Kabuyutan Muaraberes, Desa Sukahati, Sibinong, Kabupaten Bogor, yang terkenal dengan karya bambunya yang mendunia. Bahkan, Yayasan Bambu Ruma pernah menerima Piala Kalpataru dari Presiden Joko Widodo.

Dikatakannya, Jumat (25 Oktober 2024) “Tempat ini merupakan salah satu cagar budaya Sunda di Bogor yang sudah mendunia dan masih dijaga dan dijaga oleh salah satu tokoh dan tokoh budayawan, Abah Hatnika.” ).

Kehadiran bambu sangat penting karena membawa banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, di kawasan Jaro Adi Bogor diharapkan dapat ditanami bambu di lahan pasca tambang.

Jaro Adi mengatakan, “Saya akan berkoordinasi dengan pemilik lahan pertambangan di wilayah Bogor, termasuk lahan pertambangan milik Antam yang sudah tidak digunakan lagi. “Kami ingin menanam bambu.”

Sementara itu, Abah Jatnika Nangamikhardja, pemilik Rumah Bambu Jatnika, mengatakan bambu harus masuk dalam kategori Sumber Daya Alam Penting (SDA) untuk solusi Indonesia saat ini dan masa depan.

“Solusi bambu tidak hanya bersifat ekologis tetapi juga ekonomi dan sosial,” kata Laqmi Abah Jatnika. “Satu-satunya pertanyaan adalah seberapa besar komitmen dan kapasitas yang dibutuhkan dari negara, pemerintah, dan masyarakat.”

Aba Jatnika mengatakan bambu memberikan manfaat bagi jutaan orang, mulai dari membangun rumah dengan bahan bambu hingga lingkungan hidup bambu.

“Yang tidak bisa terbuat dari bambu, saya malah membuat sepeda dari bambu dan laris manis di pasar internasional,” kata Aba Jatnika sambil memamerkan tiga sepeda berbahan bambu.

Menurut Aba Jatnika, nasib masyarakat Kepulauan Bambu sudah diatur oleh Tuhan, sehingga bangsa Indonesia yang terpilih, yang jadi persoalan hanya bagaimana negara ini memilih.

Ia menjelaskan: “Jika suatu negara tidak ingin dijajah oleh negara lain, jika tidak ingin terhindar dari bencana alam atau wabah penyakit, maka tanamlah bambu. “Kita harus ingat bahwa kita melawan penjajah hanya dengan menggunakan batang bambu yang tajam.”

Abah menambahkan, di zaman modern ini tidak hanya berguna untuk mengusir penyusup, namun bambu masih banyak dimanfaatkan manusia untuk membangun cottage, restoran, dan ruang makan.

“Akhirnya kami meraih juara pertama pada Festival Bambu di Tokyo, Jepang dengan membangun rumah bambu setinggi 12 meter dan panjang 30 meter hanya dalam waktu 4 jam,” ujarnya.

Ia berharap pemerintah lebih serius agar Kementerian Kebudayaan fokus pada dana bambu Indonesia dalam kasus ini. Memberdayakan dan mengedukasi komunitas kreatif dengan bambu.

Ia menambahkan: “Sementara saya berharap pasangan ini, Pak Rudy Susmanto dan Pak Jaro Adi menjadi Kolonel dan Wakil Kolonel Bogor, mereka peduli terhadap lingkungan, terutama kami para aktivis menanam bambu.”

“Saya punya filosofi, balok bambu sejuta makna, balok bambu sejuta manfaat, balok bambu sejuta proyek, balok bambu sejuta pesona, balok bambu mengejutkan seluruh dunia. . menyimpulkan.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *