JAKARTA – Direktur Eksekutif Indonesia Institute of Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menyebut pasangan calon nomor urut 3, Pramono Anung dan Rano Karno, tak mendapat suara penuh dari basis pemilih eks. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Hal itu diungkapkan Dedi dalam diskusi akhir pekan Polemik MNC Trijaya Network bertajuk “Nanti kami ceritakan soal Pilkada DKI saat ini” yang digelar secara online, Sabtu (12/10/2024).
“Yang sebelumnya memilih Basuki Tjahaja Purnama, tidak terbukti sama sekali dan secara berkelompok, terus pindah ke Pramono Anung, itu belum terlihat,” kata Dedi dalam pemaparannya.
Padahal, elektabilitas Ahok menjelang Pilkada Jakarta 2024 berdasarkan hasil survei IPO ditetapkan mencapai 33-36%. Sedangkan elektabilitas Pramono-Rano sendiri belum mencapai 30%.
Dedi berpesan agar Pramono-Rano fokus dulu menggalang dukungan bagi pemilih Ahok, ketimbang mengejar pemilih mantan Gubernur DKI Jakarta lainnya, Anies Baswedan.
Pramono Anung hanya fokus pada pemilih Basuki Tjahaja Purnama, misalnya kalau berhasil saya kira bisa mengalami kemajuan yang signifikan dibandingkan keadaan saat ini, ujarnya.