JAKARTA – Kalodata berkomitmen memberdayakan pelaku social commerce di Indonesia melalui solusi data dan edukasi yang tepat sasaran.
Co-founder dan COO Kalodata Lawrence Guo menyebutkan pertumbuhan social commerce di Indonesia sangat tinggi. “Kami melihat antusiasme dan semangat yang besar dari para operator social commerce di Indonesia dalam mengembangkan bisnisnya,” ujarnya.
Kalodata sendiri merupakan platform analisis data e-commerce yang memungkinkan pelaku bisnis, influencer, dan organisasi mengoptimalkan strategi konten dan perencanaan bisnis, khususnya di TikTok dan Shop Tokopedia. Perusahaan ini didirikan oleh orang-orang yang bekerja di perusahaan e-commerce seperti ByteDance, TikTok, Alibaba, Taobao dan Lazada.
Menawarkan solusi perdagangan sosial
Kalodata memberikan berbagai solusi untuk meningkatkan efektivitas social commerce. Misalnya membantu Anda menemukan kategori produk dan konten yang memiliki potensi viral dan menguntungkan.
Selain itu, Anda juga dapat memantau aktivitas pesaing Anda, termasuk strategi penjualan, produk unggulan, dan performa konten.
“Kami juga dapat mengidentifikasi produk dengan potensi penjualan tertinggi berdasarkan data dan tren pasar,” kata Lawrence.
Selain itu, Lawrence juga mengatakan bahwa pemasar dapat menemukan pembuat konten yang tepat untuk berkolaborasi dalam kampanye pemasaran dan promosi produk, menganalisis video populer di TikTok untuk mengidentifikasi faktor keberhasilan dan tren konten, serta menganalisis data streaming langsung untuk mengoptimalkan strategi penjualan dan meningkatkan konversi.
Selain memberikan solusi data, Kalodata juga berkomitmen memberikan pelatihan dan wawasan kepada operator social commerce. Hal tersebut dilakukan melalui berbagai kegiatan, salah satunya Kalodata Indonesia Social Commerce Conference (KISCC) 2024 yang digelar pada akhir pekan lalu.
KISCC 2024 sendiri bertujuan untuk memberikan pelatihan dan wawasan kepada operator social commerce agar dapat meningkatkan kinerja toko TikTok mereka secara signifikan. “Kami berharap bisnis ini dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan social commerce di Indonesia,” kata Lawrence.
Calodata saat ini mengklaim memiliki 1 juta pengguna di seluruh dunia. Menariknya, 30% atau 300.000 berasal dari Indonesia. “Kami mencapai angka itu dalam 2 tahun,” jelas Lawrence. Kalodata optimistis jumlah pengguna di Indonesia bisa berlipat ganda pada tahun 2025.
“Kami yakin hal ini akan terjadi berkat penetrasi Internet yang tinggi, pertumbuhan UKM dan bisnis online, serta meningkatnya kesadaran operator e-commerce akan pentingnya data,” ujarnya.