JAKARTA – Fenomena alam langka mengubah lanskap gurun Arab Saudi menjadi lanskap musim dingin yang indah
Badai es dahsyat menutupi kawasan Al-Jaf dengan lapisan salju putih, menciptakan ilusi negeri ajaib musim dingin di tengah gurun yang biasanya panas dan kering.
Siaran pers yang dikeluarkan kantor berita resmi Arab Saudi menyebutkan, sejak Rabu lalu, beberapa kawasan Al-Jaffar dilanda hujan es lebat dan hujan. Tanahnya diairi dan dialiri air lembah musim semi yang indah “
Gambar dan video yang beredar di media sosial menunjukkan pemandangan seperti mimpi Serpihan salju menutupi sebagian besar gurun, menciptakan lanskap seperti salju
Rekaman video dari dalam kendaraan yang melaju di jalan raya menunjukkan bagaimana tanah tampak tidak bisa dikenali, tertutup selimut salju seukuran bola golf.
Sistem bertekanan rendah menciptakan badai salju
Pusat Meteorologi Nasional UEA menghubungkan badai es tersebut dengan sistem tekanan rendah di Laut Arab. Akibatnya, petir dan hujan es melanda Arab Saudi dan UEA.
Pusat Meteorologi Arab Saudi telah mengeluarkan peringatan cuaca buruk untuk hari berikutnya dengan perkiraan hujan lebat, hujan es, dan angin kencang.
Kejadian langka di tengah gurun pasir
Meskipun jarang terjadi di negara yang suhunya sering melebihi 40 derajat Celcius, Arab Saudi pernah mengalami hujan salju dan hujan es di musim dingin.
Pada tahun 2021, suhu di Arab Saudi turun hingga -2°C, menyebabkan topan yang jarang terjadi di wilayah Ashir.
Pegunungan dan gurun diselimuti warna putih sedangkan unta terlihat dikelilingi salju Untuk pertama kalinya dalam hampir setengah abad, suhu di wilayah tersebut turun di bawah titik beku.
Salju di Gurun: Sebuah Paradoks yang Menarik Meskipun mungkin tampak berlawanan dengan intuisi, salju dan es bukanlah hal yang mustahil di daerah gurun yang panas. Suhu di lanskap gurun bisa sangat rendah dalam semalam, namun salju mencair keesokan paginya
Pada tahun 2022, gurun Sahara akan dihiasi dengan pola salju yang spektakuler di pantai berpasirnya ketika suhu turun di bawah nol derajat Celsius.
Gurun Sahara, yang meliputi sebagian besar Afrika Utara, telah mengalami perubahan suhu dan kelembapan selama jutaan tahun terakhir.
Meskipun Sahara kini sangat kering, Sahara diperkirakan akan kembali hijau dalam 15.000 tahun