BIMA – Korem 162 dan Ikatan Keluarga Wera Wira Bhaktik Nusantara (IKRA) dan Forum Komunikasi Kasabua Ade Indonesia (FOKKA) menyelenggarakan kegiatan kebudayaan Kalondo Lopi atau Penjatuhan Kapal.
Kegiatan ini digelar di Desa Sangiang, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk mempersatukan masyarakat menjelang Pemilu 2024.
Danrem162/WB Brigjen TNI Agus Bhakti Dandim didampingi Letjen TNI. Kolonel Andi Lulianto 1608/Bima Inf mengatakan, acara ini merupakan wujud nyata masyarakat Wera Bima untuk menjaga persatuan dan kesatuan di tengah tahun politik.
Ketua FOKKA Indonesia Yan Kurniawan menjelaskan, acara ini merupakan kegiatan budaya yang mengungkapkan kearifan lokal gotong royong masyarakat Bima yang jarang terlihat karena terpinggirkan oleh isu politik. Kegiatan ini juga merupakan implementasi dari kesatuan TNI dan masyarakat.
Kehadiran Danrem 162/WB beserta rombongan disambut oleh Presiden IKRA Nusantara E Muhtar dan penampilan Tari Buja Kadanda. Tarian ini melambangkan dua pejuang yang sedang berperang.
Tarian Buja Kadanda diciptakan oleh desa untuk mempertahankan wilayahnya. Tarian ini juga menyadarkan generasi muda akan kejayaan dan kehebatan masyarakat Bima pada masa lalu.
Prosesi Desa Kalondo Lopi Sangiang merupakan sebuah perayaan dan hiburan bagi masyarakat Bima yang sangat istimewa dan memiliki makna tersendiri.
Ini merupakan tradisi yang diteruskan oleh nenek moyang suku Kalondo Lopi Mbojo (Bima) sejak mereka menemukan dunia laut. Tradisi ini tidak hanya melestarikan budaya Sangiang, namun juga menunjukkannya sebagai simbol toleransi dan kerukunan antar warga.
Desa Sangiang mempunyai potensi wisata alam yang besar, seperti seni budaya, aneka kuliner dan masih banyak potensi wisata lainnya. Salah satu tempat wisata Kota Sangiang adalah Gunung Sangiang yang dibangun pada tahun Masehi. XIV. yang mempunyai nilai sejarah dari abad ke abad.
Prosesi Kalondo Lopi secara harafiah berarti proses menurunkan perahu ke laut. Proses pembuatan kapal tersebut memakan waktu sekitar 2 atau 3 tahun bagi masyarakat setempat.
Kali ini ada perahu bernama Kalondo Lopi Akbar Wirabhakti milik H Mujrin Dusun Tewo, Desa Sangiang, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima. Kapal Akbar Wirabhakti membutuhkan waktu pembuatan 2 tahun dengan biaya Rp 3 miliar.
Kapal Akbar Wirabhakti mempunyai panjang lunas 15 meter, lebar 7,3 meter, tinggi 3,3 meter, tinggi dan panjang 32 meter. Akbar Wirabhakti merupakan kapal kargo dengan rute Jawa, Banjarmasin, Makassar, Flores, dan Maluku.
Kunjungan Danrem 162/WB ke Desa Sangiang dibarengi dengan bakti sosial gratis dari Kelompok Medis Rumah Sakit Angkatan Darat (RSAD) Bima, serta diskusi dengan pakar IT Ismail Fahmi tentang pemanfaatan media sosial untuk mencari keuntungan.
Selain itu kami ngobrol di pantai bersama dokter spesialis anak Agnes Tri Harjaningrum, salat magrib, pembebasan kuda di Pulau Sangiang dan Kalondo Lopi.