Perpusnas Dorong Transformasi Perpustakaan untuk Bonus Demografi Indonesia 2045

Perpusnas Dorong Transformasi Perpustakaan untuk Bonus Demografi Indonesia 2045

JAKARTA – Tantangan Indonesia ke depan adalah menghadapi kompleksitas perkembangan dan perubahan global. Oleh karena itu, konsep pembangunan Indonesia akan bergantung pada pembangunan ekonomi yang berbasis pada keterampilan sumber daya manusia.

“Sekarang kita perlu merancang bonus demografi sebagai manfaat yang besar. Kehadiran perpustakaan jelas mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan pembangunan sumber daya manusia,” ujar Edin Bondar, Wakil Direktur Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Sanur, Bali. Kamis (11 Juli 2024).

Baca Juga: Perpusnas Beri Nama Draf Lagu Buana Vanasa Untuk IKON 2024

Bangsa Indonesia akan mengalami puncak ledakan demografi pada tahun 2045. Bonus demografi mengacu pada kondisi dimana jumlah penduduk usia kerja melebihi jumlah penduduk bukan usia kerja. Kondisi ini harus dimaksimalkan secara praktis untuk menghindari bertambahnya pengangguran dan menurunkan produktivitas masyarakat.

Konferensi Nasional Peer Learning Tahun 2024 dilaksanakan langsung di Perpustakaan Nasional Bali selama tiga hari pada tanggal 6 hingga 8 November 2024.

Perpustakaan adalah sarana pendidikan bagi semua orang. Selain memberikan pelayanan pengetahuan dan informasi kepada pembaca serta meningkatkan kecintaan membaca, keberadaannya juga harus memberikan dampak yang signifikan terhadap rehabilitasi sumber daya manusia berbasis perilaku membaca dalam rangka membangun masyarakat literasi. “Masyarakat yang melek huruf adalah masyarakat yang berpengetahuan, inovatif dan kreatif,” tambah Uddin.

Pada tahun 2016, Forum Ekonomi Dunia (WORD Economic Forum) memperingatkan bahwa periode kekacauan akan berlangsung lama. Karena kemajuan teknologi dan komunikasi, banyak pekerjaan digantikan oleh otomatisasi dan mesin. Artinya kehadiran manusia mulai menurun.

Oleh karena itu, di sinilah kemampuan interpersonal dan analitis menjadi penting. Manusia tidak hanya harus memahami pengetahuan, tetapi juga menganalisisnya, mengevaluasinya, dan menghasilkan ide-ide baru.

Perpusnas bersyukur inisiatif program Transformasi Perpustakaan Berbasis Partisipasi Sosial (TPBIS) selama ini diapresiasi banyak pihak karena terbukti memberikan dampak bagi masyarakat dan kesejahteraan. Faktanya, program TPBIS telah direplikasi di banyak daerah. Mereka percaya bahwa TPBIS dapat menjadi alat strategis untuk mengendalikan inflasi dan mengurangi kemiskinan dan kelaparan.

“Kemiskinan ekstrim dan stunting terjadi karena kurangnya keterampilan dan kreativitas masyarakat, kurangnya pengetahuan dan informasi,” tambah Uddin.

Program TPBIS juga mendapat tanggapan positif di kancah internasional. Pada Colombo Planning Forum pada Agustus 2024, beberapa negara melakukan kunjungan khusus dan belajar langsung tentang praktik terbaik di TPBIS.

Saat ini Perpustakaan Nasional Korea terus mendorong peningkatan kualitas layanan perpustakaan dengan memanfaatkan ruang baca sebagai tempat belajar dan menyediakan bahan bacaan berkualitas dengan mendirikan lebih dari 10.000 perpustakaan desa dan distrik serta taman baca lokal.

Perluasan layanan perpustakaan juga digalakkan, seperti pendirian pojok baca digital (Forcardi) untuk perpustakaan keliling, pendirian tempat baca online (QR code) dengan sumber bahan bacaan berbagai topik, dan penguatan model TPBIS keluar.

Nani Suryani, Direktur Pusat Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus, mengatakan sebelumnya Perpusnas telah melaksanakan pertemuan tingkat kabupaten secara daring dengan melibatkan 600 perpustakaan desa/muara penerima manfaat TPBIS 2024 di 143 kabupaten/kota. 34 bidang dan pelatih profesional.

“Hari ini merupakan kegiatan penting dimana para mitra diajak untuk berbagi cerita, strategi, best practice, dan wawasan luas dari para presenter kami,” jelas Nani.

Pada momen klimaks ini, lebih dari 700 peserta berkesempatan hadir dan mewakili langsung lembaga/organisasi provinsi/kota masing-masing. Ribuan peserta sisanya berpartisipasi secara online.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *