JAKARTA – PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex diadili Pengadilan Niaga Kota Semarang. Raksasa tekstil terbesar di Asia Tenggara ini diketahui memiliki utang sekitar $1,6 miliar atau setara Rp25 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, Selasa (27/10/2024), per 30 Juni 2024, Sritex mempunyai utang sebesar $1,6 miliar, termasuk utang jangka panjang sebesar $1,47 miliar yang setara atau setara dengan Rp. 23 triliun dan jangka pendek. sebesar USD 131,42 juta atau setara Rp 2 triliun.
Dari total utang tersebut, sekitar 51,8% merupakan utang bank, mencapai $810 juta atau setara Rp12,7 triliun dengan otoritas kredit utama yang diberikan oleh PT Bank Central Asia Tbk atau bank BCA sebesar USD 82 juta, sekitar Rp1,28 triliun.
Berikut daftar utang Sritex ke perbankan:
1. Bank PT Central Asia Tbk – USD82.678.431 atau Rp 1,28 triliun
2. State Bank of India Cabang Singapura – USD43.887.212 atau Rp 687 miliar
3. Bank PT QNB Indonesia Tbk – USD36.939.772 atau Rp 580 miliar
4. Citibank N.A., Indonesia – USD35.826.893 atau Rp 561 miliar
5. PT Bank Mizuho Indonesia – USD33.709.712 atau Rp 528 miliar
6. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk – USD 33.270.249 atau Rp 521 miliar
7. PT Banc Muamalat Indonesia – USD25.450.705 atau Rp 398 miliar
8. PT CIMB Bank Niaga Tbk – USD25.339.237 atau Rp 397 miliar
9. PT Maybank Indonesia Tbk – USD25.164.698 atau Rp393 miliar
10. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah PT – USD24.202.906 atau Rp379 miliar
11. Bank PT Negara Indonesia (Persero) Tbk – USD23.807.159 atau Rp373 miliar
12. Bank of China (Hong Kong) Limited – USD21.775.733 atau Rp340 miliar
13. PT KEB Hana Bank Indonesia – USD21.531.883 atau Rp337 miliar
14. Taipei Fubon Komersial Bank Co., Ltd. – USD20.000.000, Rp314 miliar
15. Woori Bank Cabang Singapura – USD19.870.626 atau Rp 310 miliar
16. Standard Chartered Bank – USD19.570.364 atau Rp 306 miliar
17. PT DBS Bank Indonesia – USD18.238.794 atau Rp 285 miliar
18. Bank PT Permata Tbk – USD16.707.929 atau Rp262 miliar
19. PT Bank of China Construction Indonesia Tbk – USD14.912.809 atau Rp 233 miliar
20. PT Bank DKI – USD9.130.513 atau Rp142 miliar
21. Emirates Bank NBD – USD9.014.852 atau Rp141 miliar
22. ICICI Bank Ltd., Cabang Singapura – USD6,969,549 atau Rp 108 miliar
23. PT CTBC Indonesia Bank – USD 6.950.110 atau Rp 108 miliar
24. Deutsche Bank AG – USD6.821.059 atau Rp 106 miliar
25. Bank PT Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk – USD4.970.936 atau Rp76 miliar
26. Bank PT Danamon Indonesia Tbk – USD4.519.559 atau Rp70 miliar
27. PT SBI Bank Indonesia – USD4.380.982 atau Rp67 miliar
28. MUFG Bank, Ltd. – USD23.777.834, Rp371 miliar.
Diketahui, Sritex, perusahaan tekstil yang telah beroperasi selama tiga puluh enam tahun, sejak tahun lalu menghadapi kendala keuangan akibat utang dan aset yang tinggi.
Berdasarkan laporan keuangan per September 2023, Sritex memiliki total utang sekitar Rp 24,3 triliun. Hutang meliputi hutang jangka panjang, hutang jangka pendek, dan sebagian besar berasal dari uang kertas dan obligasi.
Sritex membeberkan penyebab turunnya penjualan di industri tekstil. Pertama, kondisi geopolitik konflik Rusia-Ukraina dan Israel-Palestina menyebabkan terganggunya rantai pasokan dan penurunan ekspor akibat perubahan prioritas masyarakat di Eropa dan Amerika Serikat.
Kedua, perlambatan industri benih disebabkan oleh membanjirnya produk benih di Tiongkok. Hal ini menyebabkan harga menjadi lebih rendah dan penyebaran keuntungan ke negara-negara yang mempunyai undang-undang bebas impor, salah satunya adalah Indonesia.