JAKARTA – Upaya pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam mengurangi kesenjangan akses Internet di Indonesia melalui berbagai program di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mendapat pengakuan.
Pengakuan ini datang dari direktur PoliEco Digital Insights Institute (PEDAS) Anthony Leong. Ia mengapresiasi kerja pemerintah Jokowi dalam mengurangi kesenjangan akses internet melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika sangat baik.
Ya tentu saja kinerja Pak Jokowi luar biasa baik sekali (mengurangi kesenjangan akses internet di Indonesia), kata Anthony saat dihubungi, Rabu (2/10/2024).
Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi kesenjangan akses Internet. Salah satunya melalui program Kemenkominfo seperti pembangunan infrastruktur berupa base station transmisi sinyal (BTS) di kawasan 3T, pemasangan jaringan kabel serat optik Palapa Ring dan peluncuran satelit multiguna SATRIA- 1. .
Dengan upaya tersebut, terbukti tingkat penetrasi Internet di tanah air terus meningkat dan mencapai 79,5% penduduk nasional. Selain itu, koneksi 4G juga mencakup 97,42% wilayah pemukiman, sedangkan koneksi 5G hanya mencakup 3,53% wilayah pemukiman di Indonesia.
Meski demikian, Anthony menilai pemerintah masih perlu meningkatkan pemerataan akses internet, khususnya di daerah tertinggal, perbatasan, dan terluar (3T). Menurut dia, perkembangan akses internet tidak hanya terjadi di Pulau Jawa.
“Tentu harus di kota terpencil, Indonesia Timur, dan sebagainya. Dan itu tentunya menjadi tugas besar kita dalam hal pemerataan, aksesibilitas, dan kompetensi yang harus dimiliki masyarakat di Indonesia Timur, masyarakat di kota-kota terpencil, khususnya 3T secara lebih merata,” kata Anthony.
Selain pemerintah, Anthony menilai masyarakat sipil juga mempunyai tanggung jawab terhadap literasi internet. Dengan sinergi tersebut, ia yakin, impian Indonesia Emas di tahun 2045 dapat terwujud.
“Dan ini tugas pemerintah dan tugas masyarakat sipil, tugas masyarakat, bersama-sama kita harus mencapai Indonesia Emas di tahun 2045, tentunya kita harus memiliki aksesibilitas dan internet yang komprehensif, luar biasa,” kata Anthony.
Selain itu, komitmen pemerintah dalam mengurangi kesenjangan internet di Tanah Air juga ditunjukkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arieh Setiadi. Ia mengatakan pihaknya terus berupaya mengurangi kesenjangan digital melalui serangkaian program dan kebijakan strategis.
“Pemerintah terus melakukan upaya untuk mengurangi kesenjangan digital di tingkat nasional. Pemerintah sedang membangun infrastruktur berupa base receiver station (BTS) di kawasan 3T, memperluas jangkauan akses internet untuk fasilitas pelayanan publik, meletakkan jaringan kabel serat optik Palapa dan meluncurkan satelit multiguna SATRIA -1, kata Budi dalam tulisannya. pernyataan yang dikutip Rabu (2/10/2024).
Selain itu, kata Budi, pemerintah juga meluncurkan sejumlah program pelatihan dan pelatihan ulang yang mencakup tiga tingkat keterampilan digital. Budi melihat inisiatif ini sebagai upaya untuk menciptakan sumber daya manusia digital yang berdaya saing tinggi.
“Di tingkat akar rumput, terdapat Gerakan Nasional Literasi Digital untuk mendorong masyarakat meningkatkan keterampilan dalam menggunakan teknologi digital. Pada tingkat menengah terdapat Digital Talent Scholarship Program (DTS) yang memberikan berbagai pelatihan seperti keamanan siber dan kecerdasan buatan,” jelasnya.
Kementerian Komunikasi dan Informasi juga menjalankan program Akademi Kepemimpinan Digital, yang memberikan pelatihan kepemimpinan digital bagi para eksekutif dan pembuat kebijakan tingkat C, sektor swasta dan publik di tingkat lanjutan. Seluruh upaya tersebut ditujukan untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi digital guna mengoptimalkan penggunaan infrastruktur digital.
Di bidang pendidikan formal, Kementerian Komunikasi dan Informatika juga memberikan beasiswa magister bidang digital, baik di perguruan tinggi dalam maupun luar negeri, kata Budi.
Bukti konkrit lainnya bahwa pemerintah berupaya mengurangi kelangkaan internet di daerah terpencil adalah dengan menyalurkan layanan fixed broadband (FBB) pada tahun 2024 ke masyarakat pedesaan yang tersebar di Provinsi Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara.
Bantuan ini disalurkan melalui Administrasi Pengembangan Broadband DJPPI Kominfo. Program Dukungan Negara terhadap Penyediaan Layanan Akses Internet Fixed Broadband merupakan upaya yang dilakukan pemerintah sebagai insentif untuk memperluas akses dan meningkatkan penetrasi akses fixed broadband dan infrastruktur digital. Transformasi digital akan mengubah secara struktural cara kita bekerja, beraktivitas, mengonsumsi, belajar, dan bertransaksi online.
“Sejak pelaksanaan pilot project pada tahun 2018 hingga penyerahannya pada tahun 2024, total bantuan pemerintah untuk akses internet FBB telah disalurkan ke 8.463 titik rumah tangga/UMKM dan fasilitas umum yang tersebar di 164 desa, 47 kabupaten, dan 9 provinsi di Indonesia,” kata Direktur Jenderal PPI Wayan Toni Supriyanto dalam keterangan tertulis yang dikutip, Rabu (9 Februari 2024).
Dari catatan Kementerian Komunikasi dan Informatika, penyediaan akses Internet setidaknya terdistribusi ke 2.606 titik di 35 desa, 11 kabupaten, dan 8 provinsi, terdiri dari 2.401 titik rumah tangga/UMKM dan 205 titik lembaga publik.