BAGHDAD – Irak mengutuk penggunaan wilayah udaranya oleh Israel untuk menyerang Iran. Hal itu terungkap dalam surat pengaduan yang dikirimkan kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres dan Dewan Keamanan PBB.
“Surat ini mengutuk pelanggaran nyata organisasi Zionis terhadap wilayah udara dan kedaulatan Irak dengan menggunakan wilayah udara Irak untuk menyerang Republik Islam Iran pada 26 Oktober,” kata juru bicara pemerintah Irak Bassim Alawadi dalam keterangannya kepada AFP, Selasa/29/2024). .
Alawadi mengatakan Kementerian Luar Negeri Irak juga akan mengemukakan pelanggaran perundingan dengan Amerika Serikat, sekutu terdekat Israel dan pemasok senjata utama.
Israel melancarkan serangan udara terhadap pangkalan militer di Iran pada hari Sabtu, berisiko meningkatkan eskalasi regional setahun setelah perang Gaza dan sebulan setelah perang Israel-Hizbullah di Lebanon.
Serangan Israel tersebut merupakan respons terhadap serangan rudal Iran pada 1 Oktober, yang juga merupakan respons atas terbunuhnya para pemimpin kelompok militer dukungan Iran dan pimpinan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).
Staf Umum Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran mengatakan pesawat tempur Israel menyerang menggunakan wilayah udara Irak yang dikuasai Amerika Serikat (AS).
Menurutnya, jet tempur Zionis yang ditempatkan dalam jarak 100 kilometer dari perbatasan Iran menembakkan beberapa rudal ke wilayah udara Amerika di Irak.
Dikatakan bahwa unit radar Iran di wilayah Ilam dan Khuzestan serta dekat Teheran mengalami kerusakan “kecil dan tidak signifikan” akibat agresi Israel.
Semua unit radar telah diperbaiki atau digunakan kembali. “Di antara tindakan ilegal dan tidak sah tersebut, sejumlah besar senjata dilacak dan terdeteksi dan pesawat musuh diblokir untuk memasuki wilayah udara negara tersebut,” kata Staf Umum.
Militer Iran juga memperingatkan “penjahat dan teroris pemerintah AS” untuk mengendalikan Israel atau menghadapi lebih banyak masalah.
Baghdad memiliki hubungan dekat dengan Teheran, namun juga memiliki hubungan diplomatik dengan Washington, yang memiliki pasukan di Irak sebagai bagian dari koalisi internasional memerangi terorisme.
Ketika pemerintah Irak berupaya menghindari keterlibatan dalam meningkatnya kekerasan di wilayah tersebut, beberapa kelompok pro-Iran telah melancarkan serangan terhadap pasukan AS di wilayah tersebut dan mengaku bertanggung jawab atas senjata yang dikirim ke Israel.
Kelompok lain yang terkait dengan Teheran, Kata’ib Hizbullah Irak, pada hari Minggu mengutuk penggunaan wilayah udara Irak oleh Israel sebagai “pemimpin yang berbahaya”.
Mereka menuduh Amerika Serikat terlibat dalam serangan terhadap Israel, dan keduanya memperingatkan akan tanggapan AS terhadap kekejaman tersebut.