Jakarta – PT Adi Commuter Property Tbk. (ADCP) telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan OK OCE, sebuah gerakan kewirausahaan sosial untuk menjajaki kemungkinan mengembangkan berbagai usaha pengelolaan sektor properti ADCP yang terintegrasi dengan sistem transportasi skala besar.
Kerjasama kedua pihak ini merupakan wujud kesungguhan ADCP dalam melaksanakan komitmen lingkungan hidup, sosial dan tata kelola (ESG) di lingkungan bisnis.
MOU tersebut ditandatangani oleh Direktur Utama ADCP, Rizkan Firman, bersama Ketua Umum OK OCE, IIM Rusyamsi, dengan pendiri OK OCE yaitu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno. dan direktur umum OK OCE. Pemasaran dan Produksi ADCP, Farid Budianto di Jakarta, Sabtu (5/10/2024).
Menginformasikan bahwa kerja sama kedua pihak akan fokus pada pengembangan kemampuan bisnis UMKM, Support member OK OCE. Kegiatan ini merupakan kerjasama antara ADCP sebagai pengembang properti baik berbentuk residensial maupun komersial dan ADCP sebagai badan hukum sesuai dengan kepedulian ekonomi dan sosial masyarakat serta OK OCE dengan konsep Transit Oriented Development – TOD di Jakarta. Mulai simbol. ,Bogor,Depok,Tangerang danBekasi.
Direktur ADCP Rizkan Firman mengatakan, proyek properti yang dikelola ADCP saat ini berada di 12 lokasi di Jabodetabek. “Proyek terbesar kami dekat moda transportasi LRT. Banyak proyek lain yang dekat stasiun Transjakarta dan stasiun KRL Commuterline,” kata Rizkan saat acara penandatanganan MOU.
Rizkan mengatakan, proyek properti di Sentul merupakan salah satu proyek besar yang dikelola ADCP. “Kita punya 2 site di Sentul, salah satunya di dekat pintu keluar Sentul dan nanti pembangunan LRT Fase 2. Salah satunya proyek OK OCE yang kita punya kemampuan kerjasama dengan kapasitas investasi yang ada,” ujarnya.
“Proyek kami sebagian besar bersifat mixed use, antara lain rumah, komplek, hotel, perkantoran. Karena traffic penumpang tinggi, kami juga menyediakan ruang untuk UMKM,” kata Rizkan.
Ia mengatakan total lahan cadangan lahan ADCP di Sentul mencapai 120 hektare dan hanya 10 hektare yang dimanfaatkan untuk lahan proyek perumahan. “Kami sedang membangun kawasan komersial di depan, dekat stasiun LRT, sesuai perintah presiden, dengan luas 5-6 hektar. Di setiap stasiun LRT, kami akan bekerja sama dengan OK OCE untuk kemampuan investasi ini; Lanjut Rizkan.
CEO PT Master Teknologi Industri Nusantara Ferdi Hikmasanjay mengatakan pihaknya ikut serta dalam kerja sama ADCP dengan OK OCE.
“Setelah penandatanganan MOU dengan OK OCE hari ini, kami akan mengoperasikan sektor baru di OK OCE yaitu aset digital. Kami akan berpartisipasi di sektor baru ini,” kata Ferdi.
Ia menambahkan, pihaknya juga telah menggandeng Aadi Karya untuk memasarkan proyek yang sedang mereka kerjakan.
Ketua Umum OK OCE, IIM Rusyamsi mengatakan, saat ini terdapat 300 komunitas di tanah air dengan 800 ribu anggota yang bergabung dalam OK OCE. “Kali ini kami mengundang 30 komunitas di Jabodetabek untuk bergabung bersama kami dalam penandatanganan nota kesepahaman ini,” ujarnya.
Ia mengatakan, untuk memperkuat UMKM dan mendorong terciptanya lapangan kerja baru, pihaknya menjalin kerja sama dengan banyak daerah, swasta, dan perguruan tinggi.
Sejauh ini, proyek OK OCE mengklaim telah menciptakan 1,8 juta lapangan kerja dan bertujuan untuk menarik 2 juta lapangan kerja pada akhir tahun ini. Bapak Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sekaligus pendiri OK OCE menyampaikan bahwa OK OCE didirikan 8 tahun yang lalu dan masih berjalan hingga saat ini.
Bapak Sandiaga Uno menyampaikan bahwa “Indonesia memiliki waktu kurang dari 15 tahun untuk mencapai Indonesia emas pada tahun 2045 karena jumlah penduduk kita terbesar, 70% berada pada usia kerja dan 40 tahun ke atas. .”
Ia mengatakan produk domestik bruto (PDB) Indonesia diperkirakan meningkat menjadi 18.000 dolar AS atau 20.000 dolar AS dari saat ini sebesar 5.000 dolar.
“Kita akan mampu menciptakan lapangan kerja baru bagi 4,4 juta orang yang tergabung dalam OKE. OCE adalah motor penggerak IN. Indonesia saat ini masuk dalam 3 besar ekonomi kreatif dunia dan berkontribusi 8 persen, lebih rendah dibandingkan Amerika Serikat. dan Korea.
Sandiaga Uno menegaskan, “Kita bisa maju dengan ekonomi digital, namun kita membutuhkan 9 juta talenta digital. Oleh karena itu, dukungan dan peran pemerintah sangat sentral.”