JAKARTA – Drone naga sedang menjadi tren di tengah perang antara Rusia dan Ukraina. Video meriam udara meledakkan termit menjadi viral di media sosial.
Seminggu setelah video Ukraina menggunakan drone tak berawak yang dimodifikasi melawan pasukan Rusia yang bersembunyi di barisan pohon dan parit, analisis lebih lanjut tentang drone Dragon muncul.
TWZ melaporkan pada Sabtu (14/9/2024) bahwa drone yang menyemprotkan zat pembakar tanah yang dikenal sebagai termit, mirip dengan efek Dragon Fire, dapat menyebabkan kebakaran dan cedera pada personel militer, serta berpotensi merusak perangkat keras mereka.
Termit biasanya terbuat dari bubuk aluminium dan besi oksida. Ia digunakan dalam granat dan peluru artileri yang ditembakkan pada suhu 4.440 derajat Fahrenheit.
Drone ini tidak hanya menutupi medan di atas pepohonan dan semak-semak tempat musuh bersembunyi, tetapi juga di parit. Dedaunan yang terbakar mengurangi tempat persembunyian musuh, meningkatkan eksposur mereka.
Termit dapat membunuh apapun yang terkena. Termit juga dapat menghilangkan oksigen dan membakar orang yang tidak bersentuhan langsung dengannya.
Sebuah video yang dipublikasikan di Telegram oleh politisi Moskow dan jurnalis militer Andrei Medvedev menunjukkan pasukan Rusia menggunakan drone Dragon. Video tersebut memperlihatkan seorang tentara memasang tabung berisi termit ke drone first-person view (FPV).
Drone tersebut kemudian diluncurkan menuju posisi Ukraina. Video tersebut menunjukkan pandangan operator drone di atas garis pohon, diikuti oleh gambar drone lainnya yang memperlihatkan bahan pembakar yang tersebar di pasukan Ukraina.
Berbeda dengan drone Dragon Ukraina, versi Rusia mengeluarkan lebih banyak percikan api dengan kerusakan yang lebih sedikit terlihat.
Rusia memiliki sejarah panjang dalam menggunakan senjata termit. Pada tahun 2012, Rusia menembakkan munisi tandan yang berisi bahan ini ke sasaran di Suriah. Rusia juga telah menggunakan perangkat termit di Ukraina sejak dimulainya perang skala penuh. Menurut Human Rights Watch, Ukraina juga memiliki senjata rayap sebelum drone Dragon.
Badan tersebut mengatakan pihaknya meninjau bukti visual yang menunjukkan setidaknya 82 serangan menggunakan senjata pembakar yang ditembakkan dari permukaan dilakukan di Ukraina antara Februari 2022 hingga April 2023.
Beberapa saluran Telegram Ukraina mengeluhkan senjata baru Rusia ini. “Pengingat bahwa musuh belajar dengan sangat cepat!” tulis saluran Telegram Brothers in Arms. Rusia “meniru drone Naga kami dan sekarang menembaki posisi kami.”
Pekan lalu, muncul bukti bahwa Rusia sedang bereksperimen dengan drone miliknya yang dapat menyebarkan rayap, namun pada saat itu dampaknya terhadap medan perang tampaknya sangat terbatas. Sebuah video yang diunggah oleh saluran Telegram Ranjau Darat dan Kopi Ukraina menunjukkan salah satu upaya menggunakan detonator dari ranjau mortir 120 mm.
Penggunaan drone baru ini di kedua sisi akan menciptakan efek jarak jauh di medan perang dengan presisi luar biasa dan tanpa risiko bagi operator. Selain menimbulkan kerusakan fisik yang signifikan, drone ini mempunyai dampak psikologis yang besar.