CIANJUR – Warga desa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mengetahui meninggalnya Rohani, warga Desa Sukamulya, Kecamatan Naringgul saat mengikuti pengobatan gratis yang ditawarkan salah satu calon peserta Pilkada Cianjur.
Ketua Aliansi Penegakan Hukum (Ampuh), Yana Nurzaman, meninggalnya Rohani banyak menimbulkan pertanyaan dan beragam tudingan. Pasalnya Rohani meninggal tepat waktu setelah mendapat pengobatan gratis.
Wajar jika banyak pihak yang menduga kejadian tersebut berujung pada meninggalnya warga, kata Yana dalam keterangannya, Selasa (5/11/2024).
Yana yakin permasalahan ini akan diusut tuntas oleh Dinas Kesehatan (Dnkes) Kabupaten Cianjur. Diperlukan investigasi untuk mengatasi permasalahan yang muncul terkait dugaan malpraktek, salah urus obat.
“Menentukan penyebabnya memerlukan penyelidikan yang menyeluruh dan komprehensif,” ujarnya.
Berjalan dengan baik, kata Yana, dan mendorong pihak kepolisian di Cianjur mengambil tindakan untuk mengusut kemungkinan adanya dugaan tindak pidana tersebut. “Tindakan pidana mungkin saja terjadi dalam kejadian ini. Kami minta polisi mengusutnya,” ujarnya.
Ketua Jaringan Intelektual Muda (JIM) Cianjur, Alief Irvan diberitahu, pengobatan gratis salah satu pemohon di wilayahnya tidak sah atau setidaknya terkoneksi dengan Puskesmas Kabupaten Cianjur.
“Harus membuat perencanaan terlebih dahulu. Apalagi ini berkaitan dengan keselamatan nyawa orang lain. Jangan sampai hanya berkampanye saja, sehingga menyebabkan nyawa lain melayang karena ketidakpedulian Anda,” tuturnya.
Sekadar informasi, warga Kampung Singkup, Desa Sukamulya, Kecamatan Naringgul, Cianjur Selatan, Jawa Barat, Yohani (42), meninggal dunia pada 27 Oktober 2024 usai minum obat. Obat ini didapat dari pengobatan gratis yang diberikan salah satu partai sukses kepada dua calon gubernur dan wakil gubernur Cianjur.
Direktur UPTD Puskesmas Naringgul, Arif Sopian mengatakan, sehari sebelum meninggal, Rohani yang mengalami sakit kepala berobat gratis ke salah satu calon gubernur Provinsi Cianjur. Setelah diperiksa, dia diberi obat.
“Malam harinya dia minum obat pengobatan gratis. Namun sekitar pukul 11 malam, dia mengeluh pusing dan muntah-muntah hingga tidak sadarkan diri,” ujarnya.
Keesokan harinya, Rohani dibawa ke Puskesmas Naringgul dalam keadaan koma. Karena itu, korban dilarikan ke RSUD Bandung. Namun, dia berhenti bernapas dalam perjalanan dan dinyatakan meninggal di rumah sakit.
Sementara itu, putra Yohani, Kuswana, berharap hal tersebut tidak dimanfaatkan untuk kepentingan politik. “Keluarga sudah menerima meninggalnya ibu kami, kami mohon agar peristiwa ini tidak terseret ke arena politik,” ujarnya.
Ia pun mengaku pihak keluarga masih berduka dan berharap masyarakat memaklumi keadaan yang mereka jalani. “Kami tidak menutup diri, tapi kami tetap sedih dan kecewa. Mohon maklum,” ujarnya.