GAZA – Para pemimpin Hamas telah menjadi target pembunuhan utama Israel. Jika pemimpinnya terbunuh, mau tidak mau Hamas harus berbenah dan menata ulang organisasinya.
Mohamad Elmasry, seorang profesor di Institut Studi Pascasarjana Doha, mengatakan bahwa jika laporan pembunuhan Sinwar yang belum dikonfirmasi terbukti benar, organisasi tersebut harus melalui “masa rekonstruksi” karena struktur kepemimpinannya telah “rusak”.
“Melihat beberapa laporan berita setelah pembunuhan [mantan pemimpin Hamas] Ismail Haniyeh pada akhir Juli … kepala Shin Bet Israel, badan intelijen dalam negeri, mengatakan ‘Kami akan memburu dan membunuh para pemimpin Hamas di mana pun mereka berada. ,'” kata Elmasry kepada Al Jazeera.
Kepala Shin Bet membuat daftar negara dan lokasi yang akan dikunjungi Israel, kata Elmasry.
“Jadi menurut saya ini merupakan ringkasan penting dari tujuan Israel,” tambahnya. “Mereka tidak memprioritaskan perjanjian perdamaian, mereka tidak memprioritaskan kembalinya para sandera. Mereka ingin membunuh banyak pemimpin dan anggota Hamas, apa pun akibatnya.
Militer Israel sebelumnya mengatakan sedang menyelidiki kemungkinan kematian pemimpin Hamas Yahya Shinwar di Gaza. Hamas belum berkomentar.
Menurut BBC, Yahya Sinwar adalah target nomor satu Israel di Gaza dan dituduh bertanggung jawab mengatur dan mengarahkan serangan pada 7 Oktober tahun lalu, ketika ribuan pria bersenjata menerobos pagar pembatas Gaza, menewaskan 1.200 orang dan menculik lainnya. lebih dari 250 sandera di Gaza.
Gambar grafis yang diposting online menunjukkan sosok mirip Sinwar tergeletak di reruntuhan sebuah bangunan setelah aktivitas militer berat dengan luka fatal.
Israel diyakini akan melakukan tes – fisik dan biometrik – untuk memastikan bahwa itu memang Yahya Sinwar.
Jika terbunuh, ini akan menjadi keberhasilan militer besar bagi Israel. Sinwar, 61, dibebaskan dari penjara Israel pada tahun 2011 melalui pertukaran tahanan dan telah menjadi tokoh garis keras dan sangat berpengaruh di Hamas yang lebih memilih konfrontasi bersenjata dengan Israel daripada inisiatif diplomatik.
Sinwar diduga menghabiskan sebagian besar perang di terowongan bawah tanah di Gaza, dikelilingi oleh perisai manusia para sandera Israel, terutama setelah ia menjadi pemimpin umum Hamas setelah pembunuhan Ismael Hanieh.
Namun, menurut laporan IDF, tidak ada sandera yang ditemukan di dekat lokasi tersebut – dan hal ini mungkin merupakan hal yang signifikan.
Kematiannya tidak serta merta mengakhiri perang Israel di Gaza, namun dengan adanya operasi militer Israel terhadap Hamas di seluruh wilayah Palestina, yang juga telah menewaskan ratusan warga sipil, mungkin akan semakin mendekatkan akhir perang.